Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Rusia Kehabisan Amunisi di Medan Perang, Pakai Sekop untuk Bertempur

Kompas.com - 06/03/2023, 07:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

LONDON, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan, tentara Rusia kemungkinan memakai sekop untuk pertarungan tangan kosong dalam perang di Ukraina karena kekurangan amunisi.

Kabar itu disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan informasi intelijennya pada Minggu (5/3/2023) melalui Twitter.

Kementerian Pertahanan Inggris menuturkan, tentara Rusia dipersenjatai dengan senjata api dan sekop untuk menyerang posisi pasukan Ukraina pada akhir bulan Februari.

Baca juga: Saat Komentar Menlu Rusia Tentang Perang Picu Gelak Tawa di India...

Sekop yang dimaksud adalah sekop lawas model MPL-50 yang dirancang pada 1869 dan tidak banyak mengalami perubahan sejak saat itu.

Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan, pemakaian sekop untuk bertempur menggarisbawahi perang brutal dan berteknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar perang.

“Pada akhir Februari 2023, pasukan cadangan Rusia menjelaskan bahwa mereka diperintahkan untuk menyerang posisi kuat Ukraina yang hanya dipersenjatai dengan senjata api dan sekop,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Kementerian tersebut menuturkan, penggunaan sekop MPL-50 di medan perang secara khusus memiliki nilai mitologi di Rusia, sebagaimana dilansir The Independent.

Baca juga: Menerka Rencana China di Perang Rusia-Ukraina

“Salah satu pasangan cadangan menyebutkan, baik secara fisik maupun psikologis siap untuk aksi tersebut,” ujar Kementerian Pertahanan Inggris.

Kementerian juga menyebutkan bahwa bukti-bukti terbaru menunjukkan adanya peningkatan pertempuran jarak dekat di Ukraina.

“Ini mungkin sebab dari komando Rusia yang terus bersikeras melakukan tindakan ofensif yang sebagian besar terdiri dari infanteri yang diturunkan, dengan dukungan yang lebih sedikit dari tembakan artileri karena Rusia kekurangan amunisi,” sambung Kementerian Pertahanan Inggris.

Kementerian Pertahanan Inggris tidak merinci di mana lokasi pertempuran yang jarak dekat terjadinya pemakaian sekop sebagai senjata.

Baca juga: Kota Bakhmut Makin Terkepung, Satu-satunya Akses Diberondong Pasukan Rusia

Di sisi lain, bos tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin menyalahkan kurangnya amunisi atas banyaknya kematian dari pihak Rusia.

Dia baru-baru ini mengunggah gambar pasukannya yang tewas di Ukraina, menyerukan kepada warga sipil Rusia untuk membantu.

Bulan lalu dia mengatakan dalam sebuah pesan melalui layanan persnya bahwa banyaknya korban dari pihak Rusia disebabkan karena kekuarangan amunisi.

Dia meminta warga Rusia menuntut kementerian pertahanan memberikan amunisi kepada pasukannya, meskipun dia tetap tidak ingin warga sipil melakukan protes.

Baca juga: G20 India: Rusia Terus Konfrontir Barat, Klaim Dapat Dukungan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com