Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Rusia Setelah PBB Setujui Resolusi Tuntut Moskwa Mundur dari Ukraina

Kompas.com - 25/02/2023, 15:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, memberikan tanggapan setelah Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang menuntut Rusia untuk segera dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina pada Kamis (23/2/2023).

Dia menyebut resolusi PBB itu sebagai resolusi anti-Rusia.

Vasily Nebenzya mengatakan resolusi yang tidak mengikat dari Majelis Umum PBB tersebut justru tidak akan membawa dunia lebih dekat untuk mengakhiri konflik Ukraina.

Baca juga: PBB Setujui Resolusi Tuntut Rusia Mundur dari Ukraina Segera dan Tanpa Syarat

Dari 193 anggota PBB, sebagian besar atau sebanyak 141 negara tercatat mendukung resolusi PBB yang juga mengutuk Rusia karena melakukan agresi terhadap negara tetangga, Ukraina itu.

Sementara, hanya ada tujuh negara yang menentang, termasuk Rusia.

Sedangkan 32 negara lainnya memilih abstain, termasuk China dan India.

Menjelang pemungutan suara resolusi PBB kali ini, Nebenzya berseru hal itu akan merugikan prospek untuk mengakhiri konflik.

“Bagaimana anggota PBB dapat membantu resolusi damai terhadap kontradiksi yang meningkat antara Rusia dan Barat? Kami dapat mengatakan dengan pasti, resolusi yang diajukan pasti tidak akan membantu,” kata dia, sebagaimana diberitakan Russian Today (RT) pada Jumat (24/2/2023).

Berbicara di hadapan Majelis Umum PBB, Nebenzya menegaskan kembali bahwa Rusia melancarkan serangan ke Ukraina untuk mengakhiri perang delapan tahun yang dilakukan oleh otoritas Kyiv terhadap rakyat Donetsk dan Luhansk.

Baca juga: 6 Negara Ini Memihak Rusia dalam Pemungutan Suara Resolusi PBB tentang Perang Ukraina

Rusia diketahui mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Mereka melakukannya dengan alasan perlu melindungi rakyat Donbass, wilayah yang mayoritas berbahasa Rusia, dan karena kegagalan Kyivu ntuk mengimplementasikan perjanjian damai Minsk 2014-2015.

Sementara itu, Ukraina dan sekutu Barat telah menuduh Rusia melakukan agresi tanpa alasan.

RT melaporkan, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta yang didukung Barat pada 2014 di Kyiv.

Kedua republik tersebut, bersama dua bekas wilayah Ukraina lainnya, kemudian diklaim oleh Rusia telah bergabung dengan mereka setelah mengadakan referendum pada bulan September 2022.

Tetapi, dunia internasional tak juga mengakui referendum itu.

Baca juga: Detik-detik Invasi Rusia ke Ukraina, Moskwa Akui Kemederkaan Donetsk dan Luhansk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com