Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Kegagalan Rusia Taklukkan Kyiv, Padahal Bawa Kekuatan yang Sangat Besar

Kompas.com - 25/02/2023, 13:16 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KYIV, KOMPAS.com - Tiga hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, barisan kendaraan lapis baja sepanjang 15,5 kilometer terpantau satelit di wilayah utara negara itu.

Pada pagi yang sama di Bucha, dekat Kyiv, Volodymyr Scherbynyn yang berusia 67 tahun sedang berdiri di luar sebuah supermarket ketika lebih dari 100 kendaraan militer Rusia memasuki kota.

Volodymyr dan pemantauan satelit menjadi saksi atas rencana Presiden Rusia Vladimir Putin dalam meraih kemenangan cepat dan spektakuler. Mereka juga menjadi saksi kegagalan rencana itu.

Baca juga: Aksi Dubes Rusia Ketuk-ketuk Mikrofon Saat Menlu Ukraina Ajak Forum PBB Heningkan Cipta…

Media-media Barat menyebutnya konvoi. Namun nyatanya, barisan itu adalah kemacetan lalu lintas dan kesalahan taktis yang besar.

Selang 48 jam setelah foto satelit pertama itu dirilis pada 28 Februari 2022, antrean kendaraan bertambah panjang menjadi 56 kilometer.

Kendaraan-kendaraan lapis baja itu terhenti selama berminggu-minggu. Lalu akhirnya mereka mundur, dan sepertinya menghilang dalam semalam.

Apa yang telah terjadi? Mengapa kekuatan sebesar itu gagal mencapai Kyiv?

BBC telah berbicara dengan puluhan saksi; termasuk personel militer, dinas intelijen nasional dan internasional, warga sipil, veteran, serta dinas pertahanan teritorial, yang sempat bersentuhan dengan konvoi itu.

Didapati juga akses ke peta dan dokumen Rusia yang menjelaskan apa sebenarnya yang direncanakan saat itu, dan mengapa berujung gagal.

Baca juga: Catatan Setahun Perang Rusia Vs Ukraina, di Bawah Ancaman Perang Dunia dan Nuklir

Jam-jam pertama perang dimulai

Seorang warga sipil di kawasan utara Kyiv menunjuk lokasi pasukan Rusia menghancurkan rumahnya.BBC/CLAIRE JUDE PRESS Seorang warga sipil di kawasan utara Kyiv menunjuk lokasi pasukan Rusia menghancurkan rumahnya.

Kisah ini bermula pada hari pertama perang di wilayah utara Ukraina yang berbatasan dengan Belarusia.

Vladyslav, prajurit berusia 23 tahun dari Brigade Pertahanan Udara ke-80 Ukraina, tengah mengisap rokok pertamanya pada malam itu ketika dia melihat kilatan cahaya terang di langit.

"Saya ingat melihat cahaya-cahaya itu muncul dari seluruh hutan. Awalnya saya mengira itu adalah lampu depan mobil. Tapi kemudian saya menyadari itu adalah Grads (peluncur rudal). Mereka menembaki kami," kata dia.

Vladyslav dan rekan-rekannya sedang berpatroli di pedalaman hutan zona luar Chernobyl, ketika kendaraan Rusia pertama menyeberang ke wilayah Ukraina.

"Seluruhnya bergetar. Apakah Anda pernah berada di dalam tank? Tidak ada suara lain yang seperti itu, karena ini sangat kuat," ujarnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-366 Serangan Rusia ke Ukraina: Peringatan Setahun Invasi, PBB Keluarkan Resolusi

Sesuai rencana apabila terjadi serangan, Vladyslav dan rekan-rekannya dari Brigade ke-80 meledakkan jembatan yang menghubungkan Chernobyl ke kota besar berikutnya, yakni Ivankiv.

Rusia akan terpaksa membuang waktu untuk membangun jembatan pengganti, sehingga bisa memberi waktu bagi Vladyslav dan unitnya untuk mundur ke Kyiv.

"Awalnya saya kaget, mengapa kami tidak menghentikan mereka di sana di Chernobyl? Tapi kami perlu mempelajari musuh kita. Jadi itulah yang kami lakukan," ujar Vladyslav.

Dalam posisi yang begitu dekat dengan perbatasan Belarus, Ukraina tidak bisa melepaskan tembakan dengan risiko yang dapat memulai konflik lain.

Prioritas mereka adalah memahami rencana pertempuran Rusia lebih dulu, sebelum mengirim pasukan mereka ke garis depan.

Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Inggris Tak Ragu Lipatgandakan Sanksi

Rencana besar Putin

Luibov Demydiv (kanan), seorang pensiunan dari Demydiv, menunjuk titik pada peta di mana dia melihat konvoi Rusia berputar-putar setelah jembatan hancur, menghentikan gerak maju mereka.BBC/CLAIRE JUDE PRESS Luibov Demydiv (kanan), seorang pensiunan dari Demydiv, menunjuk titik pada peta di mana dia melihat konvoi Rusia berputar-putar setelah jembatan hancur, menghentikan gerak maju mereka.

Apa yang dilihat Vladyslav pada malam itu adalah kendaraan pertama dari apa yang akan menjadi konvoi.

Berbeda dengan banyak laporan-laporan media pada saat itu, Angkatan Bersenjata Ukraina menyebut barisan sepanjang 56 kilometer itu sebenarnya adalah 10 unit batalion taktis Rusia yang terpisah.

Tentara Rusia juga menyerang Ukraina di wilayah timur dan selatan, namun misi khusus ke-10 unit ini adalah memasuki Ukraina dari Belarus, menggulingkan Kyiv, dan menyingkirkan pemerintah. Dalam istilah militer itu disebut: serangan pemenggalan kepala.

Sebuah dokumen Rusia, yang dilihat oleh BBC, menunjukkan jadwal rencana tersebut. Setelah batalion pertama menyeberang ke Ukraina pada pukul 04:00 tanggal 24 Februari 2022, perintah untuk mereka adalah langsung maju ke Kyiv dan tiba pada pukul 14:55.

Beberapa batalyon akan maju ke Hostomel, tepat di utara Kyiv, untuk mendukung pasukan yang telah diterbangkan untuk mengamankan bandara. Sisanya akan langsung menuju pusat kota Kyiv.

Serangan itu sangat bergantung pada dua elemen: kerahasiaan dan kecepatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com