YERUSALEM, KOMPAS.com – Telah terjadi penembakan di Sinagoge Yerusalem pada Jumat (27/1/2023) malam, yang menewaskan tujuh orang dan melukai tiga orang lainnya.
Ini bisa menjadi salah satu serangan paling mematikan yang menargetkan orang Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Polisi Israel mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai pria Palestina.
Polisi mengatakan, pria bersenjata itu sempat berupaya melarikan diri dari tempat kejadian dengan sebuah mobil, tetapi dengan cepat dapat dilacak dan tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Baca juga: Penembakan di Sinagoge Yerusalem, 7 Orang Tewas, 3 Lainnya Terluka
Sinagoge adalah tempat ibadat orang Yahudi.
Penembakan kali ini bisa menjadi salah satu serangan paling mematikan yang menargetkan orang Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Insiden ini pun dikhawatirkan dapat memicu kekerasan yang meluas di antara kedua negara.
Seorang saksi mata kejadian, Shalom Borohov, mengaku langsung menuju tempat kejadian perkara setelah mendengar suara tembakan.
Tukang cukur yang tinggal di dekat sinagoge itu ingin membantu orang-orang yang menjadi korban.
"Saya melihat pelaku datang dengan mobilnya. Dia berhenti di tengah pertigaan, dan menembak dari mobilnya," kata dia kepada AFP.
Shalom Borohov bersaksi, pelaku terus menembak saat orang-orang datang ke tempat kejadian.
Baca juga: Israel Serang Gaza, Balas Serangan Milisi Palestina
Saksi mata lainnya, Matanel Almalem, mengaku lantas berlari ke jalan setelah mendengar suara tembakan.
Siswa berusia 18 tahun yang tinggal di dekat sinagoge itu melihat pria bersenjata itu mengendarai Toyota Corolla putih.
"Saya mendengar banyak tembakan," kata dia.
Berbicara di televisi setelah mengunjungi tempat kejadian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, kabinet keamanannya akan segera mengumumkan langkah-langkah segera sebagai tanggapan atas insiden penembakan di Sinagoge Yerusalem.