Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Politik Selandia Baru Yakin PM Ardern Mundur karena Ancaman dan Pelecehan

Kompas.com - 20/01/2023, 16:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

WELLINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan dia bisa tidur nyenyak untuk pertama kalinya setelah pengunduran dirinya.

Hal ini semakin menguatkan spekulasi yang berkembang bahwa pelecehan dan ancaman terhadap Ardern mempengaruhi pada pengunduran dirinya.

Berbicara singkat dengan wartawan di luar bandara Hawke's Bay pada hari Jumat (20/1/2023), Ardern mengatakan dia merasakan serangkaian emosi dan mengaku tidak menyesal meninggalkan pekerjaannya.

Baca juga: Tekanan Unik di Balik Pengunduran Jacinda Ardern Jadi PM Selandia Baru

“Saya tentu saja merasa sedih, tetapi saya juga merasa lega," ujarnya, sebagaimana dilansir dari Guardian.

Pada hari Kamis (19/1/2023), Ardern mengatakan pelecehan atau ancaman terhadapnya dan keluarganya tidak menjadi faktor penentu dalam keputusannya untuk mengundurkan diri.

Namun, para pemimpin politik dan tokoh masyarakat terkemuka Selandia Baru mengatakan bahwa fitnah beruntun, pelecehan dan serangan pribadi telah berkontribusi pada kelelahan Ardern akan jabatannya.

Beberapa anggota parlemen bahkan mengatakan Ardern diusir dari jabatannya dan menyerukan Selandia Baru untuk memeriksa kembali budaya politiknya.

“Ini adalah hari yang menyedihkan bagi politik di mana seorang pemimpin yang luar biasa telah diusir dari jabatannya karena personalisasi dan fitnah yang terus-menerus,” kata salah satu pemimpin partai Maori Debbie Ngarewa-Packer setelah pengunduran diri Ardern yang mengejutkan pada hari Kamis.

"Keluarganya telah bertahan dari serangan paling buruk selama dua tahun terakhir dengan apa yang kami yakini sebagai bentuk politik paling merendahkan yang pernah kami lihat," tambahnya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Dosen Dipecat terkait Gambar Nabi | Jacinda Ardern Mundur

Mantan perdana menteri Helen Clark, pemimpin terpilih perempuan pertama Selandia Baru, mengatakan bahwa Ardern telah menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama masa jabatannya.

“Tekanan pada perdana menteri selalu besar, tetapi di era media sosial, clickbait, dan siklus media 24/7 ini, Jacinda telah menghadapi tingkat kebencian dan fitnah yang menurut pengalaman saya belum pernah terjadi sebelumnya di negara kita,” katanya.

“Masyarakat kita sekarang dapat merenungkan apakah mereka ingin terus mentolerir polarisasi berlebihan yang membuat politik menjadi hal yang semakin tidak menarik," tambahnya.

Baca juga: Sepak Terjang PM Selandia Baru Jacinda Ardern, Ikon Inspiratif yang Akhirnya Mundur

Pada tahun 2022, polisi Selandia Baru melaporkan bahwa ancaman terhadap perdana menteri meningkat hampir tiga kali lipat selama tiga tahun.

Sementara polisi tidak dapat menentukan motif dari setiap ancaman individu, dokumen yang mereka rilis menunjukkan sentimen anti-vaksinasi adalah kekuatan pendorong sejumlah ancaman.

Baca juga: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Mengundurkan Diri, Apa Alasannya?

Ada pula penentangan terhadap undang-undang untuk mengatur senjata api setelah penembakan massal 15 Maret di Christchurch adalah faktor lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com