KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-327 pada Senin (16/1/2023) yang ditandai dengan latihan militer bersama oleh pasukan Moskwa dan Belarus, sehingga Kyiv waspada.
Sementara itu, PBB menduga ada kejahatan perang dalam serangan rudal Rusia di Kota Dnipro, Ukraina.
Rangkuman perang Rusia-Ukraina terkini dapat Anda baca di bawah ini.
Baca juga: Rusia Nekat Kirim Minyak Mentah ke Asia dengan Supertanker China
Rusia dan Belarus memulai latihan militer bersama pada Senin (16/1/2023).
Latihan gabungan ini memicu kekhawatiran bagi Kyiv dan Barat terkait Rusia dapat menggunakan sekutunya tersebut untuk melancarkan serangan darat baru ke Ukraina.
Rusia disebut memanfaatkan Belarus sebagai batu loncatan untuk melakukan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Baca selengkapnya di sini.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (16/1/2023) mengecam serangan rudal Rusia di Kota Dnipro, Ukraina, yang menewaskan sedikitnya 40 orang.
Ia menyebutnya sebagai kemungkinan kejahatan perang.
"Serangan menghantam bangunan tempat tinggal di Dnipro pada Sabtu malam, dalam salah satu serangan paling mematikan di Ukraina sejak awal invasi Rusia Februari lalu," kata juru bicaranya yaitu Stephanie Tremblay kepada wartawan.
"Sekretaris Jenderal mengecam serangan ini, mengatakan bahwa ini adalah contoh lain dari dugaan pelanggaran hukum perang," tambahnya.
Baca juga: Bandara Dnipro Diserang sampai Hancur, Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Roket
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (16/1/2023) mengecam peningkatan pasokan senjata Barat ke Ukraina, dalam panggilan telepon dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, kata Kremlin.
Putin mengatakan, Kyiv bertaruh pada intensifikasi permusuhan dengan dukungan sponsor Barat, yang meningkatkan pasokan senjata dan peralatan militer.
Dia juga menuduh Kyiv menolak tawarannya untuk menghentikan pertempuran pada Hari Natal yang diperingati 7 Januari 2023 di Rusia dan Ukraina.
Ukraina pada saat itu menganggap gencatan senjata sebagai taktik Rusia untuk mengulur waktu guna mengumpulkan kembali kekuatan pasukan.
Kremlin pada Senin (16/1/2023) membantah ketegangan antara tentara Rusia dan pasukan tentara bayaran Wagner, menyusul klaim kemenangan medan perang di Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan, konflik tersebut diciptakan oleh jurnalis dan blogger militer.
“Ini utamanya produk manipulasi informasi,” kata Peskov kepada wartawan. "Mereka semua berjuang untuk Tanah Air mereka."
Grup Wagner didirikan oleh pengusaha yang memiliki hubungan dengan Kremlin yakni Yevgeny Prigozhin.
Baca juga: Patahkan Klaim Grup Wagner, Pasukan Ukraina Masih Bercokol di Soledar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.