Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Pecah di Penjara Myanmar, 1 Orang Tewas, 60 Lainnya Terluka

Kompas.com - 07/01/2023, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com – Kerusuhan pecah di penjara Myanmar yang terletak di sebelah barat Yangon pada Sabtu (7/1/2023).

Kerusuhan tersebut menyebabkan satu orang tewas dan lebih dari 60 orang lainnya terluka.

Myanmar tengah berada dalam kekacauan sejak pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta militer pada Februari 2021.

Baca juga: Myanmar Bebaskan 7.012 Tahanan Saat Perayaan Hari Kemerdekaan

Kudeta tersebut mengakhiri periode singkat demokrasi negara Asia Tenggara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Junta militer Myanmar membeberkan, kerusuhan di penjara di Pathein terjadi setelah penjaga menyita ponsel dari seorang narapidana pada Kamis (5/1/2023) malam dan mengambil tindakan disipliner.

Sekitar 70 tahanan kemudian melarikan diri dari sel mereka dan merusak properti pada Jumat (6/1/2023) pagi.

“Tahanan menggunakan tongkat, batu bata, dan potongan semen untuk menyerang pasukan keamanan,” kata Junta Myanmar, dikutip dari AFP.

Pihak berwenang mencoba untuk mengendalikan situasi, tetapi negosiasi gagal dan mereka menggunakan kekerasan.

"Pihak berwenang menembakkan senjata untuk membubarkan massa dan mengendalikan kerusuhan," kata Junta Militer dalam pernyataan itu.

Baca juga: Junta Rayakan Hari Kemerdekaan Myanmar dengan Pawai Militer

Junta mengatakan seorang tahanan tewas di tengah pertikaian dan 63 narapidana terluka bersama dengan dua polisi serta sembilan penjaga.

Media lokal menggambarkan narapidana yang meninggal itu sebagai tahanan politik.

BBC Burma melaporkan tahanan yang tewas adalah narapidana kasus terorisme.

Junta mengungkapkan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut.

Pekan lalu, Junta Militer Myanmar mengumumkan akan membebaskan lebih dari 7.000 tahanan untuk memperingati 75 tahun kemerdekaan Myanmar dari Inggris.

Menurut kelompok pemantau di Myanmar, lebih dari 2.700 orang telah tewas sejak militer merebut kekuasaan dan lebih dari 13.000 orang ditahan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Pada Juli 2022 rezim mengeksekusi empat tahanan termasuk mantan anggota parlemen Phyo Zeya Thaw dan aktivis demokrasi Kyaw Min Yu atau lebih dikenal sebagai "Jimmy".

Itu adalah penggunaan pertama hukuman mati oleh negara Myanmar dalam sekitar 30 tahun dan memicu kecaman di seluruh dunia.

Human Rights Watch mengatakan penjara Myanmar terkenal dengan kondisi yang keras dan dugaan penggunaan penyiksaan.

Baca juga: Myanmar Tangkap 112 Warga Rohingya yang Akan Pergi ke Malaysia Tanpa Dokumen Resmi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com