KOMPAS.com - Kembalinya dinasti Marcos memimpin Filipina dan penembakan di Sekolah Dasar (SD) Texas menjadi dua berita terbesar dunia pada Mei 2022.
Selain itu, pada Mei pula Eril anak Ridwan Kamil hilang di Sungai Aare Swiss, dan kisah seorang bapak selalu makan sendirian di restoran tetapi memesan delapan porsi.
Pada bulan yang sama, mantan Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa dievakuasi oleh pasukan bersenjata berat usai ribuan pengunjuk rasa menerobos masuk kediaman resminya.
Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Kaleidoskop Internasional 2021 | Kabar Baik tentang Omicron
Berikut adalah rangkuman kejadian-kejadian populer di dunia selama Mei 2022.
Selang 36 tahun setelah digulingkan melalui revolusi kekuatan rakyat, dinasti politik Marcos kembali ke pucuk kekuasaan Filipina.
Comeback politik yang tidak terbayangkan ini dipastikan setelah Ferdinand Marcos Jr memenangi pilpres Filipina dengan telak pada Senin (9/5/2022).
Penghitungan suara yang saat itu sudah mencapai 96,82 persen menunjukkan Marcos Jr yang akrab dipanggil Bongbong unggul jauh dengan 58,76 persen suara.
Kemenangan Marcos Jr ini menjadi torehan baru bagi kebangkitan dinasti politik keluarganya.
Sebelumnya sang ayah, Ferdinand Marcos Sr, digulingkan dalam demonstrasi besar pada 1986 atas tuduhan korupsi, pelanggaran HAM, hingga kepemimpinan yang diktatorial selama dua dekade.
Baca juga: Anak Diktator Ferdinand Marcos Jadi Presiden Filipina, Kenapa Warga Gembira?
Tersangka penembakan di SD Robb tersebut diidentifikasi oleh petugas sebagai Salvador Ramos. Ia diyakini bertindak sendiri dan dilaporkan telah tewas.
Politisi dan media di seluruh dunia bereaksi dengan ngeri, tidak habis pikir, namun lelah terhadap berita bahwa seorang bersenjata berusia 18 tahun telah membunuh 19 anak dan dua guru dalam penembakan massal di AS.
Penembakan massal di SD Texas ini merupakan kasus ke-27 penembakan di institusi pendidikan AS sepanjang 2022.
Dari pejabat China hingga Ukraina dan laporan media internasional melihat insiden itu dengan penuh keprihatinan.
Presiden AS Joe Biden lalu bertanya, "Kapan kita akan melawan hak individu memiliki senjata api?"