Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Sebut Konflik Ukraina Sebagai Perang, Putin Digugat Politikus Rusia

Kompas.com - 24/12/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Seorang politikus Rusia di St Petersburg menggugat Presiden Rusia Vladimir Putin karena menggunakan kata "perang" untuk menggambarkan konflik di Ukraina.

Politikus oposisi yang duduk di anggota dewan St Petersburg bernama Nikita Yuferev tersebut menuduh Putin melanggar hukumnya sendiri, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (23/12/2022).

Diberitakan sebelumnya, Putin untuk pertama kalinya di depan publik memakai kata "perang" untuk menyebut konflik yang saat ini berkecamuk di Ukraina.

Baca juga: Putin Kepeleset Lidah, Perdana Sebut Perang dalam Konflik Ukraina

Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin serta outlet-otlet media pemerintah selalu menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai operasi militer khusus.

Pada Maret, Putin menandatangani undang-undang yang menetapkan denda dan hukuman penjara bagi mereka yang mendiskreditkan atau menyebarkan informasi palsu yang disengaja tentang angkatan bersenjata.

Undang-undang terseut membuat orang berisiko dituntut jika mereka menyebut perang untuk menyebut konflik di Ukraina.

Pada Kamis (22/12/2022), Putin akhirnya mengucapkan kata "perang" untuk menyebut invasi Rusia ke Ukraina yang kini telah memasuki bulan ke-10.

Baca juga: Gamblang, Putin Nyatakan Siap Mengakhiri Perang di Ukraina

"Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer. Akan tetapi, sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini," kata Putin kepada wartawan.

Yuferev mengakui bahwa dia sebenarnya tahu tuntutan hukumnya tersebut tidak akan kemana-mana. Akan tetapi, dia tetap mengajukannya untuk mengungkap "kebohongan" sistem.

"Penting bagi saya untuk melakukan ini untuk menarik perhatian pada kontradiksi dan ketidakadilan undang-undang ini yang dia (Putin) adopsi dan tandatangani tetapi dia sendiri tidak mematuhinya," kata Yuferev kepada Reuters.

"Saya pikir semakin banyak kita membicarakan hal ini, semakin banyak orang akan meragukan kejujurannya, kesempurnaannya, dan semakin sedikit dukungan yang akan dia dapatkan," lanjut Yuferev.

Baca juga: AS Sebut Grup Wagner Rusia Membeli Senjata Korea Utara untuk Perang di Ukraina

Dalam gugatannya yang diajukan dalam surat terbuka, Yuferev meminta jaksa agung dan menteri dalam negeri untuk meminta pertanggungjawaban Putin berdasarkan hukum karena menyebarkan berita palsu tentang tindakan tentara Rusia.

Yuferev menyampaikan bahwa para kritikus Putin yang secara terbuka menyebut konflik di Ukraina sebagai perang telah mendapat hukuman berat.

Contohnya, politikus oposisi Ilya Yashin dijatuhi hukuman penjara bulan ini karena menyebarkan "informasi palsu" tentang tentara.

Pada Juli, anggota dewan lokal lainnya, Alexei Gorinov, dijatuhi hukuman tujuh tahun karena mengkritik invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-303 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Siap Akhiri Perang | Pertempuran Fokus di Bakhmut

Setelah merilis surat terbuka yang berisi gugatan terhadap Putin, Yuferev mengaku telah menerima ratusan pesan bernada kebencian.

Namun, dia mengaku yakin bahwa mayoritas orang Rusia mengerti apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina.

“Perang, dalam masyarakat Rusia, adalah kata yang menakutkan. Setiap orang dibesarkan oleh kakek-nenek yang hidup melalui Perang Dunia II. Semua orang ingat pepatah Apa pun kecuali perang,” ucap Yuferev.

Baca juga: Putin: Rusia Tidak Bisa Disalahkan atas Perang di Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com