Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Sebut Grup Wagner Rusia Membeli Senjata Korea Utara untuk Perang di Ukraina

Kompas.com - 23/12/2022, 07:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perusahaan militer swasta Rusia, Grup Wagner, dilaporkan menerima kiriman senjata dari Korea Utara untuk membantu memperkuat pasukan Rusia di Ukraina.

Gedung Putih yang menyampaikan tuduhan itu pada Kamis (22/12/2022) menilai bahwa itu menjadi tanda peran kelompok itu semakin meluas dalam konflik Rusia Ukraina.

Pemilik Wagner Yevgeny Prigozhin membantah pernyataan tersebut sebagai "gosip dan spekulasi".

Baca juga: Presiden Ghana Tuding Burkina Faso Bayar Tentara Grup Wagner dengan Hak Pengelolaan Tambang

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Wagner sedang mencari pemasok senjata di seluruh dunia untuk mendukung operasi militernya di Ukraina.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Wagner, yang membayar peralatan itu. Bulan lalu, Korea Utara mengirimkan roket infanteri dan rudal ke Rusia untuk digunakan oleh Wagner," katanya kepada wartawan.

Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh Reuters.

Grup Wagner didirikan pada 2014 setelah Rusia merebut dan mencaplok semenanjung Crimea Ukraina dan memicu pemberontakan separatis di wilayah Donbas timur Ukraina.

Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa Wagner memiliki 50.000 personel yang dikerahkan di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang direkrut dari penjara Rusia, kata Kirby.

Baca juga: Grup Wagner Terjunkan Wamil Narapidana Berperang, Komandan Bersembunyi dan Pantau Lewat Drone

Bantahan Kremlin dan Pyongyang

Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan Kirby memiliki kebiasaan membuat pernyataan berdasarkan dugaan.

“Semua orang tahu bahwa Korea Utara sudah lama tidak memasok senjata apa pun ke Rusia. Dan bahkan tidak ada upaya seperti itu yang dilakukan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

"Oleh karena itu, pasokan senjata dari Korea Utara hanyalah gosip dan spekulasi."

AS menilai jumlah material yang dikirim oleh Korea Utara tidak akan mengubah dinamika medan perang, tetapi lebih banyak peralatan militer diperkirakan akan dikirim oleh Pyongyang.

Pada November, setelah Gedung Putih mengatakan Pyongyang secara diam-diam memasok Rusia dengan sejumlah besar peluru artileri, Korea Utara mengatakan tidak pernah melakukan transaksi senjata dengan Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.

Baca juga: Ukraina Terkini: Markas Besar Wagner Rusia di Luhansk Digempur Pasukan Pasukan Ukraina

Misi PBB Rusia dan Korea Utara tidak segera menanggapi permintaan komentar.

“AS menuduh Pyongyang dan Moskwa melanggar sanksi PBB terhadap Korea Utara dan akan membagikan informasinya dengan komite sanksi Korea Utara Dewan Keamanan PBB,“ kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam sebuah pernyataan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com