Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Kena Sanksi, Elon Musk Aktifkan Lagi Akun Twitter Sekelompok Jurnalis

Kompas.com - 19/12/2022, 06:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Sky News

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Elon Musk mencabut penangguhan akun Twitter sekelompok jurnalis yang dia klaim membahayakan keselamatan keluarganya.

CEO Tesla itu memulihkan akun mereka setelah diperingatkan kemungkinan mendapat sanksi dari Uni Eropa dan setelah mengajukan pertanyaan kepada pengguna Twitter apa yang harus dia lakukan.

Hampir 3,7 juta orang memberikan suara dan 58,7 persen mengatakan dia harus segera membatalkan larangan tersebut sekarang juga, bukan dalam waktu seminggu.

Baca juga: Twitter Tangguhkan Akun Para Jurnalis yang Meliput Elon Musk

"Orang-orang telah berbicara. Akun yang melacak lokasi saya akan dicabut penangguhannya sekarang," cuitnya.

Akun yang dibekukan minggu ini termasuk jurnalis dari CNN, New York Times, dan The Washington Post.

Padahal miliarder itu sebelumnya menegaskan dia akan memperbaiki Twitter, membersihkannya dari akun palsu dan meningkatkan kebebasan berbicara.

Musk berdalih akun mereka ditangguhkan karena men-tweet tentang @ElonJet, akun yang melacak pesawat pribadinya.

Akun @ElonJet juga ditangguhkan karena melanggar aturan Twitter baru tentang mengungkapkan lokasi real-time seseorang.

Pemilik Twitter itu mengatakan dia mengambil tindakan hukum terhadap pelajar yang menjalankan akun @ElonJet setelah mengklaim seorang "penguntit gila" telah menyerang mobil yang membawa putranya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Akun Twitter Pemuda yang Lacak Pesawat Elon Musk Ditangguhkan | Rencana AS Kirim Rudal Pertahanan ke Ukraina

Musk mengatakan orang yang berbagi lokasinya pada dasarnya memberikan "koordinat pembunuhan".

Namun, larangannya terhadap jurnalis memicu kritik cepat dan kekhawatiran atas kebebasan berbicara.

Seorang pejabat Uni Eropa memperingatkan ada "titik batas" (dalam pengelolaan perusahaan publik) dan pemilik Twitter itu dapat dikenai sanksi.

"Para jurnalis tidak bisa lagi mengikuti (informasi) kami, berkomentar dan mengkritik. Kami punya masalah dengan itu, @Twitter," kicau Kantor luar negeri Jerman sebagaimana dilansir Sky News.

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tidak secara langsung mengkritik Musk, tetapi mengatakan "terlepas dari siapa pemiliknya, platform media sosial harus seimbang melindungi penggunanya sambil menjunjung tinggi kebebasan berbicara".

Masa jabatan Musk yang singkat sebagai pemilik Twitter penuh gejolak.

Pengiklan besar meninggalkan platform itu karena kekhawatiran tentang arah masa depan pengelolaannya dan kontroversi pemecatan massal di perusahaan media sosial raksasa tersebut.

Baca juga: Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya di Dunia Setelah Beli Twitter dan Saham Teslanya Anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com