Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Beijing Setelah Pembatasan Covid-19 Berakhir

Kompas.com - 18/12/2022, 08:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Mobil yang membawa jenazah berbaris di jalan masuk ke krematorium Covid-19 yang ditunjuk di ibu kota China pada Sabtu (17/12/2022).

Para pekerja di banyak rumah duka kota itu juga lebih sibuk dari biasanya. Hal itu terjadi beberapa hari setelah China mencabut pembatasan pandemi yang ketat.

Dilansir dari Reuters, dalam beberapa hari terakhir di Beijing, penyebaran varian Omicron yang sangat mudah menular telah menghantam layanan mulai dari katering hingga pengiriman parsel.

Baca juga: Serius Waspadai Beijing, AS sampai Bikin Unit Khusus soal China di Kementerian Luar Negeri

Rumah duka dan krematorium di seluruh kota berpenduduk 22 juta juga berjuang untuk memenuhi permintaan karena lebih banyak pekerja dan pengemudi yang dinyatakan positif mengidap virus corona menyatakan sakit.

China belum secara resmi melaporkan kematian akibat Covid-19 sejak 7 Desember, ketika negara itu tiba-tiba mengakhiri banyak prinsip utama dari kebijakan nol-Covid yang telah diperjuangkan oleh Presiden Xi Jinping, menyusul protes publik yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap protokol tersebut.

Sebuah lembaga penelitian yang berbasis di AS mengatakan minggu ini bahwa negara itu dapat melihat ledakan kasus dan lebih dari satu juta orang di China dapat meninggal karena Covid-19 pada tahun 2023.

Baca juga: Gelar KTT Ganda Tangkis Pengaruh China, Barat Ingin Dekati ASEAN dan Afrika

Lonjakan tajam dalam kematian akan menguji upaya pihak berwenang untuk menjauhkan China dari pengujian tanpa akhir, penguncian dan pembatasan perjalanan yang berat, dan menyelaraskan kembali dengan dunia yang sebagian besar telah dibuka kembali untuk hidup dengan penyakit ini.

Pada Sabtu sore, seorang jurnalis Reuters melihat sekitar 30 mobil jenazah berhenti di jalan masuk menuju rumah duka Dongjiao, sebuah krematorium yang ditunjuk Beijing.

Di antara mereka terparkir ambulans dan gerobak dengan mayat terbungkus seprai di bagasi terbuka yang kemudian diambil oleh pekerja bersetelan hazmat dan dipindahkan ke ruang persiapan untuk menunggu kremasi.

Tiga dari banyak cerobong asap mengepul terus menerus.

Baca juga: Sengketa Perbatasan India-China: Bayang-bayang Perang 60 Tahun Lalu Muncul Lagi

Beberapa meter dari krematorium, di rumah duka, wartawan Reuters melihat sekitar 20 kantong jenazah berwarna kuning berisi jenazah di lantai.

Reuters tidak dapat segera memastikan apakah kematian itu karena Covid-19.

Operator keamanan parkir dan pemilik toko guci di gedung rumah duka, berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah kematian di atas rata-rata pada periode ini dan lebih banyak jika dibandingkan dengan periode sebelum pencabutan sebagian besar pembatasan pandemi.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Rumah Sakit China Kembali Kewalahan Tangani Covid | Putri Hawaii Terakhir Meninggal Dunia

Pekerja yang sakit juga memengaruhi staf di sekitar selusin rumah duka di Beijing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com