Krisis Energi akibat Digempur Rusia, Ukraina Minta 50 Juta Lampu LED

KYIV, KOMPAS.com – Komisi Eropa akan memberikan hingga 30 juta bola lampu LED kepada Ukraina untuk meringankan krisis energi negara tersebut.

Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan krisis energi Ukraina untuk melewati musim dingin ini karena karena Rusia terus menggempur infrastruktur negara itu.

Rusia telah menggempur infrastruktur-infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober, menghancurkan atau merusak setengahnya, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Rusia Disebut Akan Menang Perang di Ukraina Jika Pakai Nuklir

Janji tersebut disampaikan Komisi Eropa dalam pertemuan global pada Selasa (13/12/2022) yang diselenggarakan oleh Perancis untuk membahas apa yang bisa ditawarkan untuk Ukraina antara saat ini hingga Maret.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa negaranya butuh sekitar 50 juta bola lampu LED.

50 juta bola lampu LED tersebut akan secara drastis membantu Ukraina mengatasi kekurangan energi di sana.

Bola lampu LED mengonsumsi energi rata -rata 75 persen lebih sedikit daripada bola lampu biasa. Selain itu, LED juga 10 kali lebih awet.

Baca juga: Rusia Tolak Usulan Damai Ukraina

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa negara-negara lain juga dapat menyumbangkan bola lampu LED kepada Ukraina.

Von der Leyen menuturkan, jika Ukraina mendapat 50 juta bola lampu LED, negara tersebut akan menghemat energi listrik dalam jumlah yang besar.

Penghematan listrik di Ukraina jika mendapat 50 juta bola lampu LED akan setara 1 gigawatt, setara dengan produksi tahunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Dalam pertemuan tersebut, para sekutu Ukraina juga menjanjikan bantuan dengan nilai lebih dari 1 miliar dollar AS.

Baca juga: Zelensky: Wilayah Ukraina Seluas Kamboja Kini Terkontaminasi Ranjau

Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyridenko mengatakan, program penukaran bola lampu biasa dengan bola lampu LED secara gratis akan diperkenalkan.

Jika terealisasi, akan membantu mengurangi konsumsi daya listrik sebesar 7 persen hingga 10 saat beban puncak.

“Satu sisi, kami meningkatkan produksi dan distribusi energi,” kata Svyridenko dalam sebuah pernyataan.

“Dan di sisi lain, kami menerapkan langkah-langkah efisiensi energi yang dapat membantu kami bertahan hidup di musim dingin dan mengurangi konsumsi energi,” sambung Svyridenko.

Baca juga: Negara G7 Berjanji Atasi Perang Ukraina, Beri Bantuan Ekstra