RIYADH, KOMPAS.com – Kedatangan Presiden China Xi Jinping di Arab Saudi pada Kamis (8/12/2022) disambut mewah oleh keluarga kerajaan.
Penyambutan Arab Saudi atas kunjungan Xi tersebut kontras dengan kunjungan Presiden AS Joe Biden di Riyadh pada Juli lalu.
Sambutan mewah tersebut menandakan minat Riyadh untuk memperdalam hubungan dengan China, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Xi Jinping Tiba di Arab Saudi, Akan Bertemu Raja Salman dan Pangeran MBS
Pesawat Kepresidenan China bahwa dikawal oleh empat jet tempur Arab Saudi sebelum mendarat di bandara.
Ketika pesawat mendarat dan Xi turun, dia disambut langsung oleh sejumlah anggota senior kerajaan Arab Saudi, dibarengi sambutan berupa tembakan artileri.
Setelah itu, Xi masuk mobil dan dikawal pasukan penunggang kuda dengan membawa bendera China dan Arab Saudi menuju istana kerajaan di Riyadh.
Di istana, Xi langsung disambut penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dengan senyum hangat.
Sambutan kepada Xi sangat kontras dengan sambutan sederhana yang diberikan kepada Biden pada Juli.
Baca juga: Xi Jinping, Zelensky dan Para Pemrotes Iran Masuk Nominasi Time Person of The Year 2022
Bahkan, MBS dan Biden melakukan tos tinju, bukannya bersalaman.
Pada Rabu (7/12/2022), AS menyampaikan bahwa kunjungan Xi ke Arab Saudi adalah contoh upaya China untuk memberikan pengaruh di seluruh dunia.
AS menuturkan, kunjungan orang nomor satu di China ke Arab Saudi tidak akan mengubah kebijakan Washington terhadap Timur Tengah.
Dalam op-ed yang diterbitkan di media Arab Saudi, Xi mengatakan dia sedang dalam perjalanan perintis untuk membuka era baru hubungan China dengan dunia Arab, negara-negara Arab di Teluk, dan Arab Saudi.
Baca juga: Xi Jinping, Resesi, dan Demokrasi
Xi berujar, China dan negara-negara Arab akan terus menjunjung tinggi tidak adanya campur tangan dalam urusan dalam negeri serta saling mendukung menjaga kedaulatan dan integritas wilayah.
Xi, menambahkan, negara-negara Timur Tengah adalah harta karun energi untuk ekonomi dunia dan merupakan lahan subur untuk pengembangan industri teknologi tinggi.
Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya seperti Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan bahwa mereka tidak akan memihak salah satu pihak dari kekuatan global.