Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pecah di Xinjiang dan Beijing setelah Kebakaran Mematikan di Tengah Lockdown

Kompas.com - 27/11/2022, 08:13 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Kemarahan publik di China terhadap perluasan lockdown Covid-19 di seluruh negeri meletus menjadi protes yang jarang terjadi di wilayah Xinjiang dan ibu kota  Beijing.

Massa turun ke jalan pada Jumat (25/11/2022) malam di ibu kota Xinjiang, Urumqi, dengan meneriakkan "Akhiri penguncian!".

Protes ini dilakukan setelah terjadi kebakaran mematikan pada Kamis (24/11/2022).

kebakaran itu memicu kemarahan atas lockdown Covid-19 yang berkepanjangan menurut video yang beredar di media sosial China pada Jumat malam.

Baca juga: Jalanan Beijing Kosong Saat Kasus Covid China Melonjak Tinggi Lagi

Video memperlihatkan orang-orang di alun-alun menyanyikan lagu kebangsaan China dengan liriknya, "Bangkitlah, mereka yang menolak menjadi budak!" sementara yang lain berteriak ingin dibebaskan dari lockdown.

Perluasan lockdown di China sendiri diberlakukan karena infeksi Covid-19 nasional mencatat rekor baru.

Reuters telah memverifikasi bahwa rekaman video itu diterbitkan dari Urumqi, di mana banyak dari 4 juta penduduknya berada di bawah lockdown terlama di negara itu, dilarang meninggalkan rumah mereka selama 100 hari.

Sementara itu, di ibu kota Beijing yang berjarak 2.700 km, beberapa penduduk yang dikurung melakukan protes skala kecil atau mengonfrontasi pejabat lokal mereka atas pembatasan pergerakan yang diberlakukan pada mereka, dengan beberapa berhasil menekan mereka untuk mencabutnya lebih cepat dari jadwal.

Percikan kemarahan publik adalah kebakaran di gedung bertingkat tinggi di Urumqi yang menewaskan 10 orang pada Kamis malam.

Baca juga: AS Larang Impor atau Penjualan Produk Huawei dan ZTE dari China

Insiden ini menjadi viral di media sosial karena banyak pengguna internet menduga bahwa warga tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian gedung terkunci.

Pejabat Urumqi tiba-tiba mengadakan konferensi pers pada Sabtu (26/11/2022) dini hari, untuk menyangkal tindakan Covid-19 telah menghambat pelarian dan penyelamatan, tetapi pengguna internet terus mempertanyakan narasi resmi tersebut.

"Kebakaran Urumqi membuat semua orang di negara ini kesal," kata Sean Li, seorang warga di Beijing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com