Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kursi PM Malaysia Kosong Berhari-hari, Barisan Nasional Jadi Penentu

Kompas.com - 23/11/2022, 10:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Kursi Perdana Menteri Malaysia masih kosong. Penantian kepala pemerintahan baru “Negeri Jiran” memasuki hari keempat pada Rabu (23/11/2022).

Dua kandidat terkuat, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin, gagal mendapatkan dukungan yang cukup untuk menguasai kusri mayoritas di parlemen.

Anwar dan Muhyiddin melewatkan deadline pada Selasa (22/11/2022) sore membentuk aliansi dengan pihak lain untuk membentuk pemerintahan.

Baca juga: Pemerintahan Baru Malaysia Belum Juga Terbentuk, Tagar #KerajaanGagal Trending Lagi di Twitter

Pemilu Malaysia pada Sabtu (19/11/2022) yang gagal memunculkan pemenang memperpanjang ketidakstabilan politik di Malaysia.

Raja Malaysia Sultan Abdullah diperkirakan akan bertemu dengan anggota parlemen dari koalisi Barisan Nasional secara individual para Rabu mulai pukul 10.30 waktu setempat.

Pertemuan dengan anggota parlemen dari Barisan Nasional dimaksudkan untuk membantu sang raja menentukan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri Malaysia yang baru.

Raja Malaysia selain memliki peran seremonial masih dapat menunjuk seorang perdana menteri yang dia yakini akan memimpin mayoritas di parlemen.

Baca juga: Raja Malaysia Akhirnya Turun Tangan Pilih PM Baru

Koalisi yang dipimpin Anwar mendapatkann kursi terbanyak dalam pemilu dengan 82 kursi. Sementara blok Muhyiddin mendapatkan 73 kursi.

Untuk dapat membentuk pemerintahan, mereka membutuhkan minimal 112 kursi di parlemen, sebagaimana dilansir Reuters.

Barisan Nasional hanya memenangi 30 kursi. Akan tetapi, dukungan dari anggota parlemennya akan sangat penting bagi Anwar dan Muhyiddin untuk meraih 112 kursi.

Baca juga: Pemilu Malaysia 2022: Anwar Ibrahim Dekati Partai Najib Razak untuk Raih Mayoritas

Pada Selasa, Barisan Nasional mengatakan bahwa pihaknya tidak akan bergabung dengan salah satu koalisi.

Sementara itu, Muhyiddin menyampaikan bahwa dia telah menolak saran Raja agar dia dan Anwar bekerja sama untuk membentuk pemerintahan persatuan.

Muhyiddin memimpin aliansi Perikatan Nasional (PN) yang berhaluan konservatif Muslim Melayu, sedangkan Anwar menjalankan koalisi Pakatan Harapan (PH) yang multietnis.

Baca juga: Pemilu Malaysia: Anwar Ibrahim Bahas Koalisi dengan Barisan Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com