SYDNEY, KOMPAS.com - Gempa Cianjur bermagnitudo 5,6 terjadi pada Senin (21/11/2022) siang.
Bencana tersebut disebut telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.
Lantas, seberapa parah dampak gempa Cianjur dan bagaimana bila dibandingkan peristiwa gempa bumi lainnya di Indonesia.
Baca juga: UPDATE Gempa M 7,0 di Kepulauan Solomon, Peringatan Tsunami Sebagian Besar Dicabut
Hingga Selasa (22/11/2022), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 103 korban meninggal dunia akibat gempa tersebut.
Tapi menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan korban gempa mencapai 162 orang, mengikuti data 'call centre' BPBD Cianjur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melaporkan kerusakan lebih dari tiga ribu unit rumah di Kabupaten Cianjur.
"Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur," bunyi pernyataannya.
Profesor Meghan Miller dari Australian National University mengatakan lokasi gempa di Jawa Barat ini turut memengaruhi keparahan dampaknya.
"Kedalamannya cukup dangkal, awalnya adalah sekitar 10 kilometer, tapi ini mungkin akan direvisi dari waktu ke waktu dengan adanya data baru yang masuk," ujar pakar dari Australia itu.
"Jawa Barat adalah wilayah yang sangat padat dan karena lokasi hiposentrumnya dangkal, getarannya menjadi kuat," tambahnya.
Baca juga: Gempa Cianjur yang Tewaskan 162 Orang Diberitakan Media Asing
"Gempa ini terjadi di sesar atau patahan pulau Jawa sendiri. Ini adalah ketika dua sesar bertabrakan satu sama lain dan menciptakan seperti Sesar San Andreas atau Sesar Alpine di Selandia Baru," terang dia.
Gempa Aceh pada 2004 adalah gempa yang terparah di Indonesia di abad 20.
Gempa yang terjadi pada 26 Desember 2004 tersebut bermagnitudo 9,3 dan menewaskan lebih dari 200.000 korban jiwa.
Gelombang tsunami setinggi 30 meter juga terjadi dengan kecepatan 100 meter per detik.