Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Darurat di Bali Usai, Ini yang Dikatakan Biden soal Rudal Hantam Polandia

Kompas.com - 16/11/2022, 09:49 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Sumber AFP

NUSA DUA, KOMPAS.com – Pertemuan darurat yang diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden bersama sejumlah pemimpin negara di Bali, Indonesia terkait ledakan di Polandia telah usai.

Biden diketahui memimpin rapat darurat tersebut melalui hotelnya di Bali pada Rabu (16/11/2022), hari kedua KTT G20.

Dalam video yang disiarkan langsung oleh Gedung Putih di YouTube, Biden mengumumkan bahwa dirinya telah menggelar rapat dengan para pemimpin negara anggota NATO dan G7.

Baca juga: Biden dan Sekutu Gelar Pertemuan Darurat di Bali Usai Rudal Rusia Hantam Polandia

Setelah bertemu pemimpin negara sekutu, Biden mengatakan bahwa mereka akan mendukung Polandia dalam menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dalam serangan rudal yang menghantam wilayah Polandia.

Tetapi, dia menyampaikan informasi awal menunjukkan ridal itu mungkin tidak ditembakkan dari Rusia.

"Kecil kemungkinannya... bahwa rudal itu ditembakkan dari Rusia," kata Biden kepada wartawan di Bali, setelah menganalisis lintasan misil tersebut.

"Saya akan memastikan kami mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," jelas dia, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Baca juga:

Tanggapan Indonesia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengakui ada pertemuan darurat oleh sejumlah pemimpin negara pada hari Kedua KTT G20.

Faizasyah menyampaikan kepada wartawan di Media Center G20 bahwa rapat darurat tersebut merupakan bagian dari dinamika terjadi saat konferensi internasional.

Rapat darurar itu pun disinyalir mengubah jadwal kegiatan hari kedua KTT G20.

Dalam kegiatan hari kedua KTT G20, para pemimpin negara, pemimpin organisasi dunia, dan delegasi lain telah dijadwalkan melakukan penanaman bakau atau mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai.

Penanaman bakau dijadwalkan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita hingga 10.00 Wita.

Namun, berdasarkan pantauan Kompas.com, hingga pukul 10.20 Wita, acara belum dimulai.

Terkait dengan agenda yang dijadwalkan hari ini, Faizasyah menyatakan ada bebera penyesuaian waktu.

Baca juga: Rusia Bantah Rudalnya Hantam Polandia, Sebut Hanya Provokasi

“Kami tetap menjalankan ketentuan G20 untuk hari ini,” kata Faizasyah kepada wartawan.

Ihwal ledakan di Polandia, dia menyampaikan bahwa Indonesia mengikuti dengan dekat perkembangan yang terjadi.

“Tentunya dalam beberapa waktu ke depan akan banyak informasi lagi yang kami diterima. itu bisa lebih memberikan gambaran lebih komprehensif atas perkembangan yang terjadi pada saat sekarang,” ucap Faizasyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com