Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pria Positif Covid-19 Selama 411 Hari dan Berhasil Disembuhkan…

Kompas.com - 04/11/2022, 14:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Peneliti Inggris mengumumkan pada Jumat (4/11/2022), telah menyembuhkan seorang pria yang terus-menerus terinfeksi Covid-19 selama 411 hari dengan menganalisis kode genetik virus khususnya untuk menemukan pengobatan yang tepat.

Infeksi Covid-19 yang persisten, berbeda dengan long Covid-19 atau serangan penyakit berulang, disebut memang bisa terjadi pada sejumlah kecil orang dengan sistem kekebalan yang sudah lemah.

Dokter yang berspesialisasi dalam penyakit menular di Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust, Luke Snell, mengatakan orang-orang ini dapat dites positif Covid-19 selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dengan infeksi terjadi sepanjang waktu.

Baca juga: Kisah Muzaffer Kayasan, 14 Bulan Isolasi Mandiri, 78 Tes Covid-19 Selalu Positif

Menurut dia, infeksi dapat menimbulkan ancaman serius karena sekitar setengah dari pasien juga cenderung memiliki gejala persisten seperti peradangan paru-paru.

Snell menambahkan bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang kondisi tersebut.

Dilansir dari AFP, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, tim peneliti di Guy's & St Thomas' NHS Foundation Trust dan King's College London menggambarkan bagaimana seorang pria berusia 59 tahun akhirnya bisa terlepas dari infeksinya setelah lebih dari 13 bulan.

Pria yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat transplantasi ginjal itu tertular Covid-19 pada Desember 2020 dan terus dinyatakan positif hingga Januari 2023.

Untuk mengetahui apakah ia telah tertular Covid-19 berkali-kali atau hanya satu infeksi persisten, para peneliti menggunakan analisis genetik cepat dengan teknologi sekuensing nanopore.

Baca juga: Terus Positif Covid-19 Selama 14 Bulan, Muzzafer Kayasan Ajukan Petisi agar Bisa Peluk Cucunya

Tes yang dapat memberikan hasil hanya dalam 24 jam itu menunjukkan pria tersebut memiliki varian B.1 awal yang dominan pada akhir 2020m tetapi kemudian digantikan oleh strain yang lebih baru.

Karena dia memiliki varian awal ini, para peneliti memberinya kombinasi antibodi monoklonal casirivimab dan imdevimab dari Regeneron.

Seperti kebanyakan perawatan antibodi lainnya, perawatan ini tidak lagi digunakan secara luas karena tidak efektif terhadap varian yang lebih baru seperti varian Omicron.

Tapi, itu berhasil menyembuhkan pria itu setelah dia berjuang melawan varian dari fase pandemi sebelumnya.

"Varian baru yang semakin meningkat prevalensinya sekarang resisten terhadap semua antibodi yang tersedia di Inggris, UE, dan sekarang bahkan AS," kata Snell.

Para peneliti sempat menggunakan beberapa perawatan seperti itu untuk mencoba menyelamatkan seorang pria berusia 60 tahun yang sakit parah pada Agustus lalu. Dia telah terinfeksi sejak April.

Namun, tidak ada yang berhasil.

Halaman:
Sumber AFP

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com