Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Kembali Jadi PM Israel, Apa Pengaruhnya bagi Palestina?

Kompas.com - 04/11/2022, 12:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

YERUSALEM, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali lagi setelah penggulingannya pada tahun 2021 di tengah tuduhan korupsi.

Yara Hawari, rekan kebijakan senior di Al Shabaka, Jaringan Kebijakan Palestina, dalam opininya di Guardian menyatakan, kemenangan Netanyahu tak berarti apa-apa bagi warga Palestina.

Menurutnya, bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza, pemilihan Israel belum menjadi diskusi politik terdepan.

Baca juga: Benjamin Netanyahu Kembali Menang Pemilu Israel, PM Yair Lapid Ucapkan Selamat

Fokus mereka adalah terus melawan dan berjuang untuk kelangsungan hidup di wilayah yang terus menyusut.

Bagi mereka, ini hanya masalah mengganti penjaga penjara karena di semua partai Israel, dukungan untuk penindasan berkelanjutan terhadap Palestina dan penjajahan Palestina adalah fitur pemersatu.

Menurut Hawari, pemimpin partai Zionis Agama, Itamar Ben-Gvir, telah menjadi terkenal selama setahun terakhir.

Dia tinggal di sebuah permukiman di Hebron yang dikenal sebagai Kiryat Arba, rumah bagi beberapa pemukim Israel paling ekstrem di Tepi Barat, dan dia telah membangun karier hukum membela para ekstremis Israel Yahudi.

Baca juga: Benjamin Netanyahu: Eks Kapten Pasukan Elite, Sosok Dominan dalam Sejarah Israel

Dia mendukung pencaplokan penuh Israel atas Tepi Barat dan dia telah berada di garis depan dalam mendukung kekerasan pemukim Israel di seluruh Palestina. Dia bahkan muncul di lingkungan Yerusalem Palestina Sheikh Jarrah dengan pistol.

Keberanian para pemukim ini, menurut Hawari, memiliki dampak yang nyata bagi warga Palestina, khususnya di Tepi Barat. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan telah melaporkan bahwa kekerasan pemukim terhadap warga Palestina adalah yang tertinggi sejak tahun 2005.

Peningkatan kekerasan karena retorika yang menghasut tidak boleh diremehkan.

Bagi warga Palestina, lebih dari tujuh dekade penindasan, pencurian, dan penjajahan tanah telah menunjukkan bahwa, kiri atau kanan, pemerintah tidak membuat perbedaan bagi masa depan mereka.

Baca juga: Aliansi Ultra-kanan Netanyahu Menang di Pemilu Israel, Apa Dampaknya?

Rezim Israel pada dasarnya dibangun di atas penindasan mereka. Itu sebabnya pada akhirnya, orang Palestina tidak menginginkan penjaga penjara yang berbeda.

Mereka, tegas Hawari, ingin membebaskan diri dari penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com