3 PM Inggris Mundur Digulingkan Partai Konservatif-nya Sendiri, Termasuk Liz Truss

LONDON, KOMPAS.com - Fenomena perdana menteri atau PM Inggris mundur karena digulingkan partainya sendiri bukan kali pertama terjadi di masa kepemimpinan Liz Truss.

Sebelum Liz Truss sebagai PM Inggris mengundurkan diri pada Kamis (20/10/2022), sudah ada dua perdana menteri yang mengalami nasib serupa, termasuk Boris Johnson yang digantikan perempuan berusia 47 tahun tersebut.

Selain itu, ada dua ketua Partai Konservatif yang juga digulingkan oleh para anggota partai itu sendiri saat negara dipimpin Partai Buruh. Di Inggris, ketua dari partai yang berkuasa otomatis menjadi perdana menteri.

Baca juga: Perdana Menteri Inggris Liz Truss Mengundurkan Diri Setelah Hanya 6 Minggu Menjabat

Liz Truss didesak mundur setelah kebijakan pemotongan pajaknya memicu reaksi keras dan menyebabkan kehancuran pasar di tengah lonjakan biaya hidup.

Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah empat ketua Partai Konservatif yang digulingkan partainya sendiri, sebelum Liz Truss.

1. Margaret Thatcher

JOHNNY EGGITT/AFP Margaret Thatcher

Dia sempat bersumpah untuk berjuang usai memenangi putaran pertama pemilihan dengan tipis, tetapi kemudian mendapati posisinya tidak dapat dipertahankan.

Meskipun Margaret Thatcher memenangi masa jabatan ketiga dengan telak pada 1987, kebijakan pajak universal darinya yang harus dibayar setiap orang dewasa berapa pun pendapatannya disambut dengan tentangan keras.

Dia juga menghadapi perlawanan kuat dari dalam kabinetnya karena berjuang keras menjalin hubungan lebih dekat dengan Eropa.

Sekutu dekatnya yaitu Geoffrey Howe mengundurkan diri dari kabinet dan melancarkan serangan keras terhadap kebijakan Eropa-nya di parlemen.

Hal itu membuat mantan menteri pertahanan dan lingkungan Michael Heseltine maju mencalonkan diri, tetapi yang kemudian terpilih adalah John Major sebagai perdana menteri baru.

Baca juga: PM Inggris Liz Truss Mundur, Jadi PM Terpendek dalam Sejarah Inggris

2. Iain Duncan Smith

Duncan Smith memenangi pemilihan ketua Partai Konservatif pada 2001, menggantikan William Hague setelah partai tersebut kalah lagi dari Partai Buruh.

Kemenangannya yang mengejutkan dibantu oleh Margaret Thatcher dan para loyalisnya di parlemen.

Namun, Duncan Smith kesulitan melawan perdana menteri karismatik dari Partai Buruh, Tony Blair.

Pada Oktober 2003, kesabaran Partai Konservatif habis atas ketidakmampuan Duncan Smith membuat kemajuan melawan Blair, meskipun sedang ada penentangan publik yang besar terhadap keterlibatan Inggris dalam perang di Irak.