Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Jalani Operasi Otak Kompleks Sambil Memainkan Saksofon Selama 9 Jam

Kompas.com - 16/10/2022, 23:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

ROMA, KOMPAS.com - Seorang musisi di Italia yang menjalani operasi otak kompleks sambil memainkan saksofon selama 9 jam prosedur medisnya.

Tim di Rumah Sakit Internasional Paideia Roma mengoperasi pria berusia 35 tahun, yang diidentifikasi hanya sebagai GZ, untuk mengangkat tumor otaknya.

Pasien menjalani "operasi sadar", sehingga dokter dapat memastikan mereka tidak akan membahayakan fungsi neurologisnya, kata rumah sakit dalam siaran pers.

Baca juga: Temukan Kerangka 31.000 Tahun dengan Bukti Awal Operasi, Arkeolog Indonesia dan Australia Tulis Ulang Sejarah Manusia

“Setiap otak itu unik, begitu pula setiap orang,” kata pemimpin bedah dan ahli bedah saraf Dr Christian Brogna sebagaimana dilansir New York Post pada Sabtu (15/10/2022).

“Pembedahan saat sadar memungkinkan untuk memetakan dengan sangat presisi selama operasi jaringan saraf yang mendasari berbagai fungsi otak seperti bermain, berbicara, bergerak, mengingat, menghitung.”

Kepada CBS, Brogna mengungkap pasien GZ sebelumnya mengatakan kepada ahli bedah bahwa kemampuan musiknya adalah fungsinya yang paling berharga.

Ahli bedah saraf yang melakukan prosedur itu pun menyatakan bahwa membiarkan GZ memainkan saksofon selama "operasi sadar" terbukti bermanfaat bagi tim medis.

“Karena itu memungkinkan mereka untuk menyaksikan fungsi otak yang ia gunakan untuk bermain,” ujarnya.

Baca juga: Operasi Pemisahan Kembar Siam Paling Kompleks di Dunia Berhasil berkat VR

Selama prosedur yang panjang, GZ memainkan lagu tema dari film 1970 "Love Story," dan lagu kebangsaan Italia, di sepanjang waktu selama operasi.

GZ kemudian memberi tahu rumah sakit bahwa dia merasakan ketenangan daripada ketakutan selama operasinya, yang berlangsung lebih dari sembilan jam. CBS melaporkan bahwa pasien telah kembali ke kehidupan normalnya setelah operasi.

Lebih dari 10 profesional medis mendapat manfaat dari permainan GZ saat mereka bekerja.

Operasi kompleks ini dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, termasuk pelacak khusus yang membantu membedakan sel kanker dari jaringan sehat di sekitarnya.

“Setiap operasi terjaga tidak hanya memungkinkan untuk mendapatkan hasil maksimal dalam hal pengangkatan patologi, tetapi ini adalah penemuan nyata,” kata Brogna.

"Setiap kali itu menawarkan kita jendela ke fungsi organ yang menarik, tetapi dalam banyak hal masih misterius, yaitu otak."

Baca juga: Perjuangan Pria yang Sukses Jalani Operasi Transplantasi Dua Lengan dan Bahu Pertama di Dunia

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com