MOSKWA, KOMPAS.com - Vladimir Putin dari Rusia dan Xi Jinping dari China akan membahas Ukraina dan Taiwan pada pertemuan di Uzbekistan pada Kamis (15/9/2022).
Pembahasan ini, menurut Kremlin, amat penting mengingat situasi geopolitik saat ini.
Dilansir Reuters, Xi akan meninggalkan China untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun untuk perjalanan minggu ini ke Asia Tengah di mana dia akan bertemu Putin.
Baca juga: Pertemuan Tatap Muka Pertama Biden dan Xi Jinping Bisa Terjadi pada KTT G20 di Bali
Ini terjadi hanya sebulan sebelum dia ditetapkan dan semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong.
"Para presiden akan membahas agenda bilateral dan topik utama regional dan internasional," kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov pada briefing di Moskwa.
"Tentu saja, mereka akan memberikan penilaian positif tentang tingkat kepercayaan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kemitraan strategis bilateral," tambahnya.
Kemitraan "tanpa batas" yang semakin dalam antara negara adidaya China yang sedang bangkit dan raksasa sumber daya alam Rusia adalah perkembangan geopolitik yang disaksikan Barat dengan cemas.
Baca juga: Warga Rusia Tuntut Putin Mundur
Pertemuan itu akan memberi Xi kesempatan untuk menggarisbawahi pengaruhnya sementara Putin dapat menunjukkan kecenderungan Rusia terhadap Asia.
Kedua pemimpin juga dapat menunjukkan penentangan mereka terhadap Amerika Serikat seperti halnya Barat berusaha untuk menghukum Rusia atas apa yang disebut Moskwa sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Menurut Kremlin, omset perdagangan antar negara naik mencapai 140 miliar dollar AS pada tahun 2021.
China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, salah satu sumber utama pendapatan untuk kas Rusia.
Rusia juga berusaha untuk meningkatkan penjualan gasnya ke China dan membangun jaringan pipa baru ke negara itu karena pasokan gasnya ke Eropa telah dibatasi secara signifikan di tengah kebuntuan di Ukraina.
Ushakov mengatakan Rusia menghargai posisi China terhadap apa yang disebutnya "krisis Ukraina", dengan mengatakan Beijing telah melakukan "pendekatan seimbang" terhadap konflik tersebut.
China "dengan jelas memahami alasan yang memaksa Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus. Masalah ini, tentu saja, akan dibahas secara menyeluruh selama pertemuan mendatang," kata Ushakov.
Baca juga: Joe Biden dan Xi Jinping Sepakat Bertemu Tatap Muka untuk Kali Pertama
Pertemuan antara Xi dan Putin di Uzbekistan akan berlangsung di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di kota kuno Jalur Sutra Samarkand di Uzbekistan.
Ushakov mengatakan tidak ada kesepakatan energi baru dengan China yang diharapkan akan ditandatangani di Uzbekistan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.