YEREVAN, KOMPAS.com - Armenia dan Rusia menyepakati langkah bersama untuk menstabilkan situasi di sepanjang perbatasan Armenia Azerbaijan setelah bentrokan mematikan menurut pejabat di Yerevan.
Menteri Pertahanan Armenia Suren Papikyan dan timpalannya dari Rusia Sergei Shoigu "melakukan percakapan telepon untuk membahas agresi Azerbaijan terhadap wilayah kedaulatan Armenia," kata kementerian pertahanan di Yerevan pada Selasa (13/9/2022).
Keduanya disebut "setuju untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan situasi."
Baca juga: PM Armenia Sebut 49 Tentaranya Tewas dalam Baku Tembak dengan Azerbaijan
Armenia juga meminta bantuan para pemimpin dunia pada Selasa (13/9/2022), mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan berusaha maju ke wilayahnya, di tengah bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan bersama musuh bebuyutan itu.
Pertempuran meletus semalaman di sepanjang perbatasan yang bergejolak antara negara tetangga Kaukasus.
“Tentara tewas di kedua sisi,” kementerian pertahanan kedua negara di ibu kota masing-masing Baku dan Yerevan mengatakan.
Dalam pembaruannya Yerevan mengatakan hampir 50 tentaranya telah tewas dalam bentrokan terbaru. Eskalasi ini menandai gejolak terbaru sejak berakhirnya perang 2020 antara Yerevan dan Baku atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan.
"Pasukan Azerbaijan terus menggunakan artileri, mortir parit, dan pesawat tak berawak... menyerang infrastruktur militer dan sipil. Musuh berusaha maju (ke wilayah Armenia)," kata kementerian pertahanan Armenia di Yerevan Selasa (13/9/2022) pagi.
Baca juga: Sebut Pasukan Azerbaijan Coba Memasuki Wilayahnya, Armenia Minta Bantuan Dunia
Kantor Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan dia menelepon Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken untuk menuntut "reaksi yang memadai" terhadap "tindakan agresif Azerbaijan."
Sebelumnya, kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukannya menanggapi provokasi Armenia, dan membantah klaim bahwa mereka menyerang infrastruktur sipil.
"Angkatan bersenjata Azerbaijan melakukan langkah-langkah terbatas dan terarah, menetralisir posisi menembak Armenia," katanya dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir AFP.
Armenia mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan "meluncurkan penembakan intensif, dengan artileri dan senjata api kaliber besar, terhadap posisi militer Armenia ke arah kota Goris, Sotk, dan Jermuk" tak lama setelah tengah malam.
Namun kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh Armenia melakukan "tindakan subversif skala besar" di dekat distrik Dashkesan, Kelbajar dan Lachin di perbatasan, menambahkan bahwa posisi tentaranya "menjadi target serangan, termasuk dengan mortir parit".
Baca juga: Armenia-Azerbaijan Baku Tembak di Perbatasan, Libatkan Senjata Kaliber Besar
Amerika Serikat menyerukan diakhirinya konflik Senin (12/3/2022) malam, dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan AS "sangat prihatin" atas situasi tersebut, termasuk "laporan serangan terhadap permukiman dan infrastruktur sipil" di Armenia.
"Seperti yang telah lama kami jelaskan, tidak akan ada solusi militer untuk konflik tersebut," kata Blinken dalam sebuah pernyataan. "Kami mendesak diakhirinya permusuhan militer segera."