Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Penjualan Senjata AS ke Taiwan Disetujui, China Ngamuk dan Bersumpah Membalas

Kompas.com - 03/09/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kementerian Luar Negeri AS menyetujui potensi penjualan peralatan militer senilai 1,1 miliar dollar AS ke Taiwan.

Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Pentagon mengumumkan paket tersebut pada Jumat (2/9/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Penjualan tersebut termasuk rudal Sidewinder dengan biaya sekitar 85,6 juta dollar AS, rudal anti-kapal Harpoon sekitar 355 juta dollar AS dan dukungan untuk program radar pengawasan Taiwan untuk diperkirakan 665,4 juta dollar AS.

Baca juga: Peringatan Taiwan pada China: Jangan Pernah Langgar Batas Pintu Kami

Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington Liu Pengyu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa potensi penjualan senjata sangat membahayakan hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

“China akan dengan tegas mengambil tindakan balasan yang sah dan diperlukan sehubungan dengan perkembangan situasi,” kata Liu.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan, paket itu telah dipertimbangkan selama beberapa waktu dan dikembangkan melalui konsultasi dengan anggota parlemen Taiwan dan AS.

Reuters melaporkan bulan lalu bahwa pemerintahan Biden merencanakan peralatan militer baru untuk Taiwan.

Baca juga: Jaga-jaga Perang Lawan China, Warga Taiwan Berlatih Hidup dalam Krisis seperti Ukraina

Peralatan itu akan menopang sistem militer Taiwan saat ini dan memenuhi pesanan yang ada, tetapi tidak menawarkan kemampuan baru.

Pentagon mengatakan, peralatan dan dukungan yang diumumkan pada Jumat tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah tersebut.

Sejumlah pejabat AS menurutkan, potensi penjualan peralatan militer tersebut tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan terhadap Taiwan.

“Penjualan yang diusulkan ini adalah kasus rutin untuk mendukung upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS yang meminta namanya disamarkan.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Taiwan Tembak Jatuh Drone China

Kementerian Pertahanan Taiwan mengucapkan terima kasih atas persetujuan potensi penjualan peralatan militer dari Kementerian Luar Negeri AS.

Pihaknya menambahkan, kegiatan "provokatif" China baru-baru ini merupakan ancaman serius dan penjualan senjata akan membantunya menghadapi tekanan militer dari Beijing.

“Pada saat yang sama, itu juga menunjukkan bahwa itu akan membantu negara kita memperkuat kemampuan pertahanannya secara keseluruhan dan bersama-sama menjaga keamanan dan perdamaian Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan Rupert Hammond-Chambers menyampaikan, organisasinya menentang apa yang disebutnya "pendekatan terbatas" untuk penjualan senjata ke Taiwan.

“Seperti yang ditunjukkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA China) baru-baru ini, pulau itu (Taiwan) menghadapi berbagai ancaman yang membutuhkan berbagai kemampuan,” kata Hammond-Chambers.

Baca juga: Taiwan Siap Serang Balik jika China Masuki Wilayahnya

Firda Rahmawan Penembakan pesawat tak berawak milik China di perbatasan Taiwan dinilai hal yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com