Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Energi Rusia Vs Barat, Eropa Terancam Krisis Energi

Kompas.com - 03/09/2022, 12:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com – Perang energi antara Rusia versus negara-negara Barat dimulai. Moskwa menunda pembukaan kembali pipa Nord Stream 1 ke Jerman pada Jumat (2/9/2022).

Di sisi lain, negara-negara G7 mengumumkan pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia pada Jumat pula, sebagaimana dilansir VOA.

Pada Jumat, Gazprom mengumumkan tidak dapat melanjutkan pengiriman gas ke Jerman. Perusahaan tersebut berdalih, ada kesalahan teknis di pipa Nord Stream 1 untuk dibuka kembali.

Baca juga: Perang Energi Rusia-Barat Dimulai, Mokswa dan G7 Saling Balas

Penyetopan gas dari Rusia tersebut akan membuat Eropa terancam jatuh ke dalam krisis energi pada musim dingin ini, sebagaimana dilansir CNN.

Sejauh ini, Gazprom tidak memberikan kepastian kapan penyaluran gas via Nord Stream 1 dapat dilanjutkan.

“Sampai masalah pengoperasian peralatan diselesaikan, pasokan gas ke pipa gas Nord Stream telah dihentikan sepenuhnya,” kata Gazprom dalam sebuah pernyataan.

Adimas Afif Kerusuhan Sipil Mengintai Negara Kaya bila Harga Energi Melonjak

Pipa Nord Stream 1 adalah jalur utama yang menyalurkan pasokan gas Rusia ke Eropa, menyumbang sekitar 35 persen dari total impor gas Rusia tahun lalu.

Aliran gas dari pipa tersebut langsung ke Jerman, ekonomi terbesar di blok itu. Berlin sangat bergantung pada gas Rusia untuk menggerakkan rumah dan industri beratnya.

Baca juga: Utusan Khusus AS Bertemu Luhut, Sepakati Percepatan Transisi Indonesia ke Energi Terbarukan

Kabar penyetopan gas dari Rusia muncul di hari yang sama ketika G7 sepakat untuk mengenakan batasan harga pada minyak Rusia, memicu perang energi Rusia melawan Barat.

Rusia sebelumnya mengancam bahwa Rusia akan berhenti menjual minyaknya ke negara-negara yang memberlakukan batasan harga terhadap produk energinya.

Pipa Nord Stream 1 juga menjadi pusat konflik ekonomi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Barat.

Sejak Juni, Gazprom telah mengurangi distribusi gasnya melalui Nord Stream 1, menjadi hanya 20 persen dari kapasitasnya.

Perusahaan berdalih adanya masalah pemeliharaan dan perselisihan tentang turbin akibat sanksi ekspor Barat.

Baca juga: Kerusuhan Sipil Mengintai Negara Kaya bila Harga Energi Melonjak

Gazprom juga memangkas pasokan gasnya ke sejumlah negara Eropa yang dianggap tidak bersahabat dengan Rusia karena menolak membayar dengan rubel.

Halaman:
Sumber CNN

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com