KOMPAS.com - Peran mendiang Mikhael Gorbachev yang ingin mengakhiri Perang Dingin dimulai saat dia akhirnya bernegosiasi dengan Presiden AS Ronald Reagan.
Upayanya mendinginkan konflik urat syaraf antara AS-Uni Soviet menemui titik terang, diawali saat dia bertemu Reagan.
Dilansir BBC, mereka membahas penghapusan seluruh kelas senjata melalui perjanjian Intermediate Nuclear Forces.
Baca juga: Kronologi Naik-Turunnya Mikhail Gorbachev hingga Bubarnya Uni Soviet
Gorbachev lantas mengumumkan pemotongan sepihak dalam pasukan konvensional Soviet, dan akhirnya mengakhiri pendudukan yang memalukan dan berdarah di Afghanistan.
Di bawah Gorbachev, Perang Dingi pun dengan cepat mencair.
Tetapi ujian terberatnya datang dari negara-negara yang dengan enggan dicaplok Uni Soviet.
Di sini keterbukaan dan demokrasi menyebabkan seruan untuk kemerdekaan, yang awalnya disingkirkan Gorbachev dengan paksa.
Baca juga: Putin Berbelasungkawa Mendalam atas Berpulangnya Mikhail Gorbachev
Pecahnya Uni Soviet dimulai di republik-republik Baltik di utara. Latvia, Lituania dan Estonia, yang melepaskan diri dari Moskwa, da menyebar ke sekutu Pakta Warsawa Rusia.
Puncaknya pada 9 November 1989. Setelah demonstrasi massal, warga Jerman Timur, garis paling keras dari satelit Soviet, diizinkan untuk menyeberang dengan bebas ke Berlin Barat.
Reaksi Gorbachev bukanlah mengirim tank, yang awalnya jadi reaksi tradisional Soviet terhadap oposisi yang begitu terang-terangan, tetapi mengumumkan bahwa reunifikasi adalah urusan internal Jerman.
Baca juga: Pujian Pemimpin Dunia untuk Mikhail Gorbachev, Presiden Terakhir Uni Soviet yang Baru Tutup Usia
Pada tahun 1990, Gorbachev dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian "untuk peran utama yang dimainkannya dalam perubahan radikal dalam hubungan Timur-Barat".
Tetapi pada Agustus 1991, ada kudeta militer dan Gorbachev ditangkap saat berlibur di Laut Hitam.
Bos partai Moskwa, Boris Yeltsin, memanfaatkan kesempatannya, mengakhiri kudeta, menangkap para demonstran dan melucuti hampir semua kekuatan politik Gorbachev sebagai imbalan atas kebebasannya.
Baca juga: Mikhail Gorbachev, Pemimpin Terakhir Uni Soviet, Wafat di Usia 91 Tahun
Enam bulan kemudian, Gorbachev pergi. Partai Komunis sendiri dilarang dan Rusia memulai masa depan yang baru dan tidak pasti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.