NEW DELHI, KOMPAS.com - Mayat tentara India bernama Chander Shekhar yang hilang 38 tahun lalu di gletser perbatasan yang disengketakan dengan Pakistan telah ditemukan.
Unit Angkatan Darat India pada Rabu (17/8/2022) pagi di Twitter mengunggah gambar peti mati Chander Shekhar yang dibungkus bendera India, dua hari setelah negara itu merayakan hari ulang tahun ke-75 kemerdekaan.
Angkatan Darat India mengatakan, Shekhar dulu ditugaskan untuk Operasi Meghdoot pada 1984 ketika India dan Pakistan berperang dalam pertempuran singkat untuk berebut kendali Gletser Siachen, yang terkenal sebagai medan perang tertinggi di dunia.
Baca juga: Cerita Pasha Jadi Buronan Paling Dicari di India, Diduga Terlibat Pembunuhan 30 Tahun Lalu...
#IndianArmy
— EasternCommand_IA (@easterncomd) August 17, 2022
LNk (Late) Chander Shekhar of 19 Kumaon Regt, laid his life in the line of duty at Siachen on 29May 1984. His sacrifice is embodiment of spirit of Indian Army which is 'Service Before Self'.His devotion to duty is an inspiration for all ranks.@adgpi@SpokespersonMoD pic.twitter.com/rQxHv5aYqC
Pada ketinggian lebih dari 18.000 kaki (5.486 meter) dengan suhu yang bisa turun hingga -50 derajat Celsius, Siachen adalah salah satu penugasan militer terberat di dunia.
Dikutip dari kantor berita AFP, Siachen yang terletak di wilayah Himalaya Ladakh sudah lama diperebutkan antara India dan Pakistan, dua negara bertetangga yang bersenjata nuklir.
Media lokal melaporkan bahwa Shekhar termasuk bagian dari kelompok beranggotakan 20 orang yang terjebak dalam badai es saat patroli.
Sebanyak 15 mayat ditemukan pada saat itu tetapi lima lainnya tidak dapat ditemukan dan salah satunya adalah Shekhar.
#WATCH | A patrol of Indian Army recovered the mortal remains of LNk (Late) Chander Shekhar who was missing since 29 May 1984 while deployed at Glacier due to an Avalanche: Northern Command, Indian Army pic.twitter.com/capTnG1APY
— ANI (@ANI) August 15, 2022
Baca juga:
Ritual terakhirnya sekarang akan dilakukan dengan penghormatan militer penuh di negara bagian Uttarakhand, lokasi keluarganya tinggal.
Putrinya, yang berusia empat tahun ketika dia hilang, mengatakan bahwa pihak keluarga sekarang sudah lega.
"Dia sudah lama pergi... Papa sekarang datang tapi saya berharap dia masih hidup," tulis surat kabar Hindustan Times mengutip ucapannya.
Puluhan tahun setelah pertempuran pertama untuk Siachen, baik India maupun Pakistan terus menempatkan pasukan militer di daerah yang sangat terpencil itu.
Baca juga: Lembah Galwan, Kawasan Tinggi dan Sangat Dingin, Mengapa Diperebutkan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.