Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Stetoskop, Tercipta demi Kesopanan saat Periksa Dada Pasien

Kompas.com - 11/08/2022, 22:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Rene Laennec, seorang dokter Perancis pada tahun 1816, tampak bingung.

Di depannya ada pasien perempuan yang menderita penyakit jantung.

Wanita muda tersebut memiliki kelebihan berat badan sehingga Laennec kesulitan untuk memeriksa denyut jantungnya.

Baca juga: Kisah Unik di Balik Lahirnya Stetoskop

Ada cara lain yang bisa dilakukannya, tapi tampaknya kurang sopan: menempelkan telinga di dada pasien.

Laennec merasa enggan untuk meletakkan kepalanya di atas payudara pasien, karena menyangkut kesopanan.

Pada akhirnya, seperti dikutip Guardian, Laennec mencoba menggulung kertas hingga menyerupai tabung.

Dia lantas meletakkannya di dada pasien. Ini adalah versi awal stetoskop di masa itu.

Baca juga: Kecanggihan Teleskop Webb dan Potensi Penemuan Alien

Temuan sederhana ini tentu tak langsung diterima khalayak medis di masa itu. Berapa dokter menolak, meski pada akhirnya teknologi ini menjadi simbol ikonik bagi dokter.

Penemuan stetoskop pun memberikan dokter sebuah solusi untuk mendengarkan tubuh pasien.

Stetoskop yang ditemukan itu pun diberi nama Stetoskop Rene Laennec.

Baca juga: Misteri File Penemuan Nikola Tesla yang Hilang, Disembunyikan FBI?

Dengan alat ini, diagnostik utama dengan telinga dapat ditegakkan.

Stetoskop lahir untuk memudahkan dokter mendengar dengan telinga mereka sendiri suara-suara tubuh lalu menyimpulkan apa yang terjadi di dalam.

Selanjutnya, satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa dokter melakukan analisis dengan benar adalah melalui otopsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com