Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Venesia, Kota Wisata Populer yang Hampir Jadi Museum karena Kehilangan Penduduk Aslinya

Kompas.com - 11/08/2022, 19:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

VENESIA, KOMPAS.com - Venesia, kota wisata populer Italia yang juga menyimpan banyak sejarah mencatat penurunan populasi hingga di bawah 50.000 orang untuk pertama kalinya.

Penduduk yang tersisa dari pusat kota bersejarah itu kini mengatakan mereka takut menjadi seperti "relik di museum terbuka."

Sempat menjadi jantung republik maritim yang kuat, pulau utama Venesia telah kehilangan lebih dari 120.000 penduduk sejak awal 1950-an.

Hal itu didorong oleh berbagai masalah, tetapi faktor utamanya justru disebabkan oleh pariwisata massal yang menyebabkan populasi asli merasa dikerdilkan oleh ribuan pengunjung yang memadati alun-alun, jembatan, dan jalan setapaknya yang sempit setiap hari.

Baca juga: Kota Wisata Odessa Mencoba Bertahan di Tengah Perang

Venessia.com, sebuah kelompok aktivis yang selama bertahun-tahun telah berkampanye untuk melestarikan warisan Venesia, telah melacak penurunan populasi dan mengatakan angka itu, sekarang di 50.011, dan akan turun di bawah 50.000 pada Jumat (12/8/2022).

“Kami tidak memiliki angka pasti, tetapi menurut perhitungan kami, dan menggunakan data dari catatan sipil, jumlahnya akan di bawah 50.000,” kata Matteo Secchi, yang memimpin Venessia.com sebagaimana dilansir Guardian pada Rabu (10/8/2022).

“Kami telah memperingatkan tentang ini selama bertahun-tahun … kami tidak ingin menyerah, tetapi tidak ada pemerintahan yang berhasil membalikkan tren (penurunan populasi).”

Venesia, Italia akan menerapkan tiket masuk bagi wisatawan.UNSPLASH/THOMAS HAAS Venesia, Italia akan menerapkan tiket masuk bagi wisatawan.

Boomerang industri pariwisata

Secchi mengatakan bahwa mereka yang tetap merasa "tercekik" oleh "mesin ekonomi" yang berfokus pada pariwisata saja.

Menurutnya, hal itu membuat penduduk bergulat dengan biaya hidup yang tinggi, kurangnya perumahan yang terjangkau, dan menyebabkan bisnis yang menjual barang-barang penting digantikan oleh toko suvenir.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Minta Putin Pinjamkan BBM dan Buka Jalur Wisata untuk Turis

“Pariwisata adalah pedang bermata dua karena Anda mengambil uang tetapi pada saat yang sama Anda mengabaikan semua aktivitas dan ruang untuk (penduduk),” kata Secchi, yang menggambarkan Venesia sebagai “mesin uang”.

“Ada yang bukan dari sini tapi punya rumah, menyewakannya dan kemudian menghabiskan uangnya di tempat lain.”

Otoritas Venesia tahun ini mengumumkan rencana untuk menarik pekerja jarak jauh ke kota, tetapi tampaknya hanya berdampak kecil.

"Hal semacam ini baik-baik saja, tetapi kami membutuhkan perubahan besar dan dewan untuk membawa langkah-langkah signifikan, seperti menawarkan insentif keuangan kepada pemilik properti yang, katakanlah, hanya menyewakan ke orang-orang Venesia," kata Secchi.

“Bahayanya kita akan punah, sebentar lagi kita akan seperti peninggalan di museum terbuka.”

Ilustrasi kumpulan burung di St Markâ s Square, Piazza San Marco, Venesia, ItaliaPixabay/StockSnap Ilustrasi kumpulan burung di St Markâ s Square, Piazza San Marco, Venesia, Italia

Baca juga: Di Kota Ini, Manusia dan Macan Tutul Hidup Harmonis, Warga Setempat Sampai Buka Wisata Safari

Dewan Venesia menolak kekhawatiran penurunan populasi, dengan alasan bahwa jumlah tersebut didorong oleh pelajar asing dan penumpang harian dari Mestre terdekat.

Mereka juga berdalih bahwa catatan sipil tidak memasukan mereka yang mungkin tinggal di kota untuk sebagian besar tahun namun tidak terdaftar sebagai penduduk.

Sebuah alat pencatat elektronik yang ditampilkan di jendela kimiawan Morelli telah mencatat populasi di pulau utama Venesia sejak 2008.

“Hari ini di 50.011, turun dari 50.022 minggu lalu, dan pasti akan berada di bawah ambang 50.000 dalam beberapa hari ke depan, ” kata pemilik apotek, Andrea Morelli.

“Penurunan itu sangat melemahkan semangat. Saya ingat Venesia sebagai seorang anak, ketika penduduk setempat memimpin. Anda akan berjalan-jalan di St Mark's Square dan melihat orang-orang yang Anda kenal. (Sekarang) Tidak lagi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com