TAUNGUP, KOMPAS.com - Bayi gajah putih yang langka lahir di Myanmar barat, tepatnya dikota Taungup, negara bagian Rakhine, kata media pemerintah pada Rabu (3/8/2022).
Banyak orang di Myanmar, negara dengan mayoritas Buddha, menganggap gajah putih sebagai makhluk pembawa keberuntungan.
Bayi gajah itu lahir bulan lalu dengan berat sekitar 80 kilogram dan tingginya kira-kira 70 cm, menurut surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikutip AFP.
Baca juga: Dramatis, Video Penyelamatan Anak Gajah dan Induknya yang Masuk Lubang
Video yang dirilis oleh TV pemerintah menunjukkan anak gajah putih mengikuti induknya ke sungai dan dimandikan oleh penjaganya.
Induknya--berusia 33 tahun bernama Zar Nan Hla--dipelihara oleh Myanma Timber Enterprise di negara bagian Rakhine, kata Global New Light, seraya menambahkan bayi hewan tu memiliki tujuh dari delapan karakteristik yang terkait dengan gajah putih langka.
“Mata berwarna mutiara, punggung berbentuk cabang pisang raja, rambut putih, ekor khas, tanda petak keberuntungan di kulit, lima cakar di kaki depan, dan empat di kaki belakang dan telinga besar,” ungkap Global New Light tentang karakteristik gajah putih.
Netizen kali pertama mengunggah kelahiran bayi gajah putih yang belum disebutkan namanya ini pada akhir Juli 2022.
Baca juga:
Secara historis, gajah putih dianggap pembawa keberuntungan dalam budaya Asia Tenggara. Para penguasa zaman dahulu di kawasan ini gemar memelihara gajah putih sebanyak mungkin untuk meningkatkan kekayaan mereka.
Namun, biaya untuk memelihara binatang-binatang itu dalam gaya mewah memunculkan anggapan modern bahwa "gajah putih" tidak berguna jika cantik dan dipelihara.
Menurut media pemerintah, saat ini ada enam gajah putih di penangkaran di Naypyidaw, ibu kota yang dibangun militer Myanmar. Sebagian besar dari negara bagian Rakhine dan wilayah selatan Ayeyarwady.
Dengan Myanmar yang masih dilanda kudeta militer sejak tahun lalu dan tindakan keras berdarah terhadap pengunjuk rasa, tidak banyak orang yang berharap keberuntungan dari kelahiran gajah putih ini dan menunjukkan skeptisme.
"Apakah saya buta warna karena terlihat coklat bagiku?" tanya salah satu warganet.
"Gajah hanya penting di zaman dulu," tulis seorang netizen yang dikutip kantor berita AFP.
"Sekarang gajah malang itu harus masuk penjara," timpal yang lain.
Baca juga: Sejarah Gajah Perang: Tank Terbaik pada Zamannya dan Karakter Bertarungnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.