KYIV, KOMPAS.com - Amnesty International mengatakan tentara Ukraina membahayakan nyawa warga sipil dengan menempatkan diri di daerah permukiman.
Dilansir dari Guardian, peneliti dari kelompok hak asasi manusia (HAM) itu menemukan bahwa pasukan Ukraina menggunakan beberapa sekolah dan rumah sakit sebagai pangkalan.
Mereka menembak dekat rumah dan kadang-kadang tinggal di perumahan.
Baca juga: Sekjen NATO Tak Biarkan Rusia Menang dalam Perang di Ukraina
Laporan itu menyimpulkan bahwa dalam beberapa kasus pasukan Rusia menanggapi serangan atau target daerah pemukiman.
Hal ini menempatkan warga sipil dalam risiko dan merusak infrastruktur sipil.
Amnesty International juga mengkritik tentara Ukraina karena tidak mengevakuasi warga sipil yang bisa terjebak dalam baku tembak.
"Kami telah mendokumentasikan pola pasukan Ukraina yang membahayakan warga sipil dan melanggar hukum perang ketika mereka beroperasi di daerah berpenduduk," kata Agnss Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International.
Namun, kepala kantor Amnesti Ukraina, Oksana Pokalchuk, menulis di Facebook bahwa pihaknya tidak setuju dengan laporan tersebut.
Dia mengatakan bahwa laporan itu didasarkan pada bukti yang tidak lengkap yang disusun oleh rekan-rekan asing.
"Argumen tim kami tentang ketidaklengkapan materi tersebut tidak diperhitungkan," tulis Pokalchuk.
"Wakil-wakil dari kantor Ukraina melakukan segala yang mereka bisa untuk mencegah bahan ini dipublikasikan."
Wakil menteri pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, menuduh Amnesty "mengganggu gambaran sebenarnya" dan gagal memahami situasi di lapangan.
Dia mengatakan tentara Ukraina dikerahkan di kota-kota dan daerah berpenduduk untuk membela mereka dari serangan Rusia.
"Tidak ada kronologi peristiwaFederasi Rusia melakukan kejahatan di sini. Ukraina melindungi tanahnya. Moskwa mengabaikan semua aturan perang. Dan tidak seperti Ukraina, tidak membiarkan organisasi internasional seperti Amnesti," kata Maliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.