Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Investigasi Temukan Bagaimana Cara Rusia Mencuri Hasil Panen Pertanian Ukraina

Kompas.com - 03/08/2022, 19:02 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

KYIV KOMPAS.com - Hasil investigasi jurnalisme menemukan bukti signifikan bahwa pasukan Rusia secara sistematis menyita gandum dan hasil panen hiji bunga matahari dari petani lokal di wilayah yang diduduki selama invasi ke Ukraina.

BBC mewawancarai para petani yang kehilangan hasil panen mereka, lalu melacak pesan-pesan di sejumlah grup dalam aplikasi pesan singkat, yang menunjukkan bagaimana biji bunga matahari itu diangkut dari wilayah selatan dan timur Ukraina menuju ke Rusia.

Baca juga: Rusia Tuding AS Terlibat Langsung dalam Perang di Ukraina

Rusia dan Ukraina adalah eksportir terbesar minyak biji bunga matahari di dunia pada 2021. Ukraina menjual 5,1 juta ton dan Rusia 3,1 juta ton.

Sekarang tampaknya sebagian yang diekspor Rusia berasal dan diproduksi dari biji bunga matahari Ukraina.

Pada pertengahan Juli lalu, sejumlah pejabat Rusia bertemu dengan petani lokal di Melitopol, sebuah kota di tenggara Ukraina yang diduduki. Pertemuan itu direkam.

Andrey Sihuta, yang menyebut dirinya "kepala pemerintahan sipil-militer (yang diangkat Rusia) di wilayah Melitopol", saat itu membuat pengumuman.

"Kami telah membuat Perusahaan Gandum Negara, yang telah menetapkan harga indikatif untuk gandum dan akan menetapkan harga untuk biji bunga matahari," kata Sihuta sambil menatap para petani dengan hati-hati.

Tidak ada badan hukum seperti itu yang terdaftar di Ukraina atau di Rusia. Video pertemuan itu dimuat di saluran Telegram pro-pemerintah Rusia. 

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-160 Serangan Rusia ke Ukraina, Serbuan Mematikan di Mykolaiv, Resimen Azov Dianggap Teroris

Melacak biji bunga matahari Ukraina

Dalam obrolan di grup WhatsApp tertutup dengan sekitar 500 anggota, ada yang memesan pengiriman hasil panen biji bunga matahari dari bagian Ukraina yang diduduki ke Rusia.

Tangkapan layar obrolan itu dikirim kepada BBC oleh salah satu anggota grup tersebut.

"Biji bunga matahari. Dari Chernihivka, wilayah Zaporizhzhia (Ukraina) hingga Rostov-on-Don (Rusia). Jumlah besar", tulis seorang anggota pada 18 Juli.

Pada hari yang sama, anggota grup Whatsapp lainnya mencari seseorang yang dapat mengangkut biji bunga matahari dari wilayah Republik Rakyat Luhansk. Daerah ini telah menyatakan memerdekakan diri dan mendukung Rusia.

"Kami akan memberikan pengawalan transportasi. Tidak ada pertempuran, tenang. Hanya ada pos pemeriksaan Rusia. Anda akan melewatinya dengan cepat," tulis mereka.

BBC memeriksa belasan nomor telepon dari obrolan grup WhatsApp itu di basis data online. Hasil pencarian menunjukkan, nomor-nomor itu sebagian besar milik pengemudi truk atau pemilik usaha kecil yang terkait dengan transportasi kargo.

Rute pengiriman bunga matahari Ukraina yang diambil Rusia menurut iklan pengiriman. INSTITUTE FOR THE STUDY OF WAR via BBC INDONESIA Rute pengiriman bunga matahari Ukraina yang diambil Rusia menurut iklan pengiriman.

Baca juga: Rusia Tetapkan Resimen Azov Ukraina Sebagai Organisasi Teroris, Ini Dampaknya

Orang-orang Rusia atau mereka yang bekerja sama dengan kelompok ini, juga mencari pengangkut biji-bijian di Telegram.

Koresponden BBC menyamar menjadi pemilik beberapa truk agar dapat berbicara kepada mereka.

Elena, seorang operator Rusia yang sedang mencari truk pengangkut hasil panen dari Ukraina tenggara, mengatakan kepada BBC bahwa biji-biji bunga matahari itu itu tidak dicuri.

"Mereka dikendalikan oleh militer-sipil yang diangkat Rusia. Transaksi ini transparan. Bibitnya telah dibeli secara legal," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com