Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Buka-bukaan Soal Kemungkinan Pensiun, Ini Pertimbangannya

Kompas.com - 01/08/2022, 13:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

OTTAWA, KOMPAS.com - Paus Fransiskus mengungkap kemungkinan mempertimbangkan untuk pensiun kepada wartawan setelah perjalanan enam hari ke Kanada.

Pemimpin Gereja Katolik Roma itu mengatakan waktunya akan segera tiba ketika dia perlu mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.

Kemungkinan itu akan dilakukannya jika dia merasa kondisi kesehatannya membuat dia tidak dapat melayani sebagaimana mestinya.

Baca juga: Perjalanan Penebusan Dosa Paus Fransiskus ke Kanada

"Ini bukan bencana untuk mengubah Paus, itu bukan tabu," kata pemimpin berusia 85 tahun kepada wartawan dari kursi roda di pesawat dari wilayah Arktik Kanada ke Roma dilansir dari BBC pada Minggu (31/7/2022).

"Pintu (untuk pensiun) terbuka - itu adalah pilihan normal. Tapi sampai hari ini saya belum mengetuk pintu itu. Saya belum merasa perlu memikirkan kemungkinan ini - bukan berarti dalam waktu dua hari. Saya mungkin tidak akan mulai memikirkannya."

Komentar tersebut dibuat di akhir perjalanan ke Kanada, di mana dia meminta maaf kepada penduduk asli atas genosida budaya yang melibatkan gereja puluhan tahun lalu.

Paus asal Argentina itu menekankan bahwa untuk saat ini, dia bermaksud untuk melanjutkan tugasnya, dan akan berpedoman pada bimbingan Tuhan soal kapan tepatnya dia akan pensiun, atau mundur sama sekali.

Baca juga: Paus Fransiskus Bocorkan Rencana Jika Pensiun, Akan Berbeda dengan Pendahulunya

Selama beberapa bulan terakhir, Paus Fransiskus menderita masalah lutut berkelanjutan yan berdampak pada mobilitasnya. Dia menghabiskan sebagian besar kunjungannya ke Kanada di kursi roda.

Namun dia sebelumnya menepis spekulasi tentang penyakit yang lebih serius dan mengancam jiwa.

"Perjalanan ini sangat intens," katanya. "Saya tidak berpikir saya bisa terus bepergian dengan ritme yang sama seperti dulu di usia saya dan dengan keterbatasan lutut ini.”

"Saya juga perlu menjaga diri saya sedikit untuk terus melayani Gereja, atau saya perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk mundur."

Paus - yang pendahulunya Benediktus XVI pensiun karena sakit pada 2013 - mengatakan bahwa dia ingin segera mengunjungi Ukraina, tetapi harus meminta saran dari dokternya terlebih dahulu.

Baca juga: Awal Mula Spekulasi Pengunduran Diri Paus Fransiskus, Agenda Terbaru Jadi Sorotan

Baca juga: Paus Fransiskus Beri Hak Suara pada Wanita dalam Pengangkatan Uskup

Pada kunjungannya ke Kanada, fokusnya adalah meminta maaf kepada penduduk asli di wilayah itu atas kesalahan yang dilakukan terhadap mereka oleh orang-orang di dalam Gereja Katolik.

Paus tampak paling terlibat dalam interaksinya dengan orang-orang lokal - terutama para penyintas pelecehan di sekolah-sekolah Katolik.

Tetapi ada saat dimana kelelahannya dalam perjalanan yang sibuk tampak jelas, terutama selama beberapa proses formal dengan para politisi.

Dia berbicara kepada wartawan di pesawat kembali tentang berbagai topik dan menjadi bersemangat dalam kritiknya terhadap apa yang disebut "tradisionalis" di Gereja, yang disebut paling mungkin menyambut perubahan paus.

Baca juga: Paus Fransiskus Tetapkan Pertapa, Martir dan Jurnalis Jadi Orang Kudus Katolik yang Baru

“Gereja yang tidak berkembang adalah gereja yang mundur,” kata Paus Fransiskus.

“Banyak orang yang menyebut dirinya tradisionalis, mereka tidak, mereka hanya mundur. Itu dosa.”

"Tradisi adalah kepercayaan hidup orang mati, sebaliknya sikap mereka adalah kepercayaan orang mati yang hidup. Penting untuk memahami peran tradisi - seorang musisi biasa mengatakan tradisi adalah jaminan masa depan, itu bukan benda yang ada di museum."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com