Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-149 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Ambil Jeda Tunggu Serangan Balik, Pembangkit Listrik Besar Ukraina Didekati Rusia

Kompas.com - 23/07/2022, 06:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

KYIV, KOMPAS.com - Memasuki hari ke-149, segala hal tentang konflik Rusia-Ukraina agaknya masih akan menjadi buah bibir pemberitaan.

Putin versus Zelensky. Pasukan lawan pasukan. Sanksi Barat dibalas sanksi Kremlin. Begitu seterusnya--dan rakyat tak berdosalah yang jadi korbannya.

Dilansir Al Jazeera, berikut rangkuman hari ke-149 serangan Rusia ke Ukraina. Tak ada perang yang terlalu lama atau sebentar, karena perang seharusnya tak perlu ada.

Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina, Kyiv Cuma Mau Deal dengan PBB dan Turkiye, Tanpa Rusia

Situasi Perang

- Militer Rusia kemungkinan akan memulai semacam jeda operasional di Ukraina dalam beberapa minggu mendatang, memberi Kyiv peluang kunci untuk menyerang balik, kata kepala mata-mata Inggris.

- Pasukan Rusia tampaknya mendekati pembangkit listrik terbesar kedua Ukraina di Vuhlehirska, 50km (31 mil) timur laut Donetsk, yang bertujuan untuk merebut infrastruktur penting dan kota Kramatorsk dan Sloviansk, kata intelijen Inggris.

- Salah satu daerah terpadat di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, ditembaki, kata Wali Kota Ihor Terekhov di Telegram. Kantor kejaksaan regional mengatakan tiga orang tewas dan 23 terluka. Rusia membantah menargetkan warga sipil.

Baca juga: Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina Akan Ditandatangani Rusia

Amerika Serikat memperkirakan sekitar 15.000 tentara Rusia telah tewas dan mungkin 45.000 terluka, Direktur CIA William Burns mengatakan, menambahkan bahwa Ukraina juga mengalami korban yang signifikan.

Diplomasi

- Ukraina, Rusia, Turki dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres akan menandatangani kesepakatan pada hari Jumat (22/7/2022) untuk melanjutkan ekspor biji-bijian Laut Hitam Ukraina, kata kantor Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sembari menambahkan bahwa itu “sangat penting untuk keamanan pangan global”.

- Kementerian luar negeri Rusia mengatakan putaran terakhir sanksi Uni Eropa tidak sah dan akan memiliki "konsekuensi yang menghancurkan" bagi keamanan dan bagian dari ekonomi global.

- Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto akan bertemu dengan mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, dan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak di Moskwa untuk membicarakan tentang kepastian pasokan gas untuk negaranya dan menemukan solusi damai untuk perang di Ukraina.

Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina Akan Dibuka Lagi, Dikirim dari 3 Pelabuhan Laut Hitam

- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan Moskwa, Kyiv dan sekutu Barat yang terakhir harus setuju untuk menghentikan perang di Ukraina untuk menghindari "jurang perang nuklir".

Ekonomi

- Aliran gas dari Rusia ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 dilanjutkan pada kapasitas sekitar 40 persen, kata regulator Jerman, yang memengaruhi target Jerman untuk mengisi kembali penyimpanan gasnya dan transfer gas ke negara-negara termasuk Perancis, Austria, dan Republik Ceko.

- Kremlin mengatakan semua kesulitan dengan pasokan gas alam Rusia ke Eropa disebabkan oleh pembatasan Barat.

- Proposal Uni Eropa bahwa negara-negara anggota memangkas penggunaan gas sebesar 15 persen untuk mempersiapkan kemungkinan pengurangan pasokan dari Rusia menghadapi penolakan dari pemerintah, menimbulkan keraguan apakah mereka akan menyetujui rencana darurat tersebut.

Baca juga: 110 Atlet dan Pelatih Ukraina Tewas sejak Invasi Rusia

- Bank sentral Ukraina mendevaluasi mata uang hryvnia sebesar 25 persen terhadap dolar AS dan telah meminta krediturnya untuk membekukan pembayaran dua tahun pada obligasi internasionalnya untuk memfokuskan sumber daya keuangannya yang berkurang untuk memukul mundur Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com