Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom Temukan Lubang Hitam Eksotis Dekat Bimasakti

Kompas.com - 20/07/2022, 22:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

 WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Astronom telah melihat di galaksi yang berdekatan dengan Bima Sakti apa yang disebut kosmik "jarum di tumpukan jerami" alias lubang hitam.

Dilansir Reuters, lubang hitam ini tidak hanya diklasifikasikan sebagai benda angkasa yang aktif, tetapi tampaknya juga telah lahir tanpa ledakan dari bintang yang "sekarat".

Para peneliti mengatakan pada hari Senin (18/7/2022) bahwa lubang hitam satu ini berbeda dari semua lubang hitam lain yang diketahui.

Baca juga: Seperti Apa Galaksi Bimasakti? Begini Cara Menyaksikannya

Lubang itu tidak memancarkan radiasi sinar-X yang kuat dan bisa melahap bahan di dekatnya dengan tarikan gravitasi yang kuat.

Lubang itu juga tidak lahir dalam ledakan bintang yang disebut supernova.

Yang satu ini, dengan massa setidaknya sembilan kali lebih besar dari matahari, terdeteksi di wilayah Nebula Tarantula dari Galaksi Awan Magellan Besar dan terletak sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi.

Tahun cahaya adalah jarak tempuh cahaya dalam setahun, 5,9 triliun mil (9,5 triliun km).

Baca juga: Lubang Hitam Baru Ditemukan, Terletak di Dekat Galaksi Bima Sakti

Sebuah bintang biru yang sangat bercahaya dan panas dengan massa sekitar 25 kali dari matahari mengorbit dengan lubang hitam ini dalam apa yang disebut "pernikahan bintang".

Sistem biner ini bernama VFTS 243. Para peneliti percaya bintang pendamping akhirnya juga akan menjadi lubang hitam dan bisa bergabung dengan yang lain.

Lubang hitam aktif, yang dianggap relatif umum, sulit dideteksi karena mereka berinteraksi sangat sedikit dengan lingkungannya.

Banyak kandidat yang diusulkan sebelumnya telah ditolak dengan studi lebih lanjut, termasuk oleh anggota tim yang menemukan yang satu ini.

"Tantangan adalah menemukan benda-benda itu," kata Tomer Shenar, seorang peneliti astronomi di Universitas Amsterdam, penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy.

"Kami mengidentifikasi jarum di tumpukan jerami."

Baca juga: China Kembali Kirim Tim ke Stasiun Tiangong, Berambisi Penuh jadi Penguasa Luar Angkasa

"Ini adalah objek pertama dari jenisnya ditemukan setelah astronom telah mencari selama puluhan tahun," kata astronom dan rekan penulis studi Kareem El-Badry dari Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics.

Para peneliti menggunakan enam tahun pengamatan dari Observatorium Selatan Eropa yang berbasis di Chili Teleskop Very Large.

"Lubang hitam secara intrinsik adalah objek gelap. Mereka tidak memancarkan cahaya apapun. Untuk mendeteksi lubang hitam, kita biasanya melihat sistem biner, yakni melihat satu bintang bercahaya bergerak di sekitar objek kedua yang tidak terdeteksi," kata rekan penulis studi Julia Bodensteiner, peneliti postdoctoral di European Southern Observatory di Munich.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com