Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Melonjak 60 Persen, Sri Lanka Akan Berhenti Cetak Uang

Kompas.com - 06/07/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Arab News

KOLOMBO, KOMPAS.com – Sri Lanka akan berhenti mencetak uang sepenuhnya guna mengendalikan harga komoditas yang melambung sangat cepat.

Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Selasa (5/7/2022) di hadapan parlemen.

Dilansir Arab News, Wickremesinghe menuturkan bahwa inflasi di Sri Lanka diperkirakan mencapai 60 persen tahun ini.

Baca juga: Perdana Menteri Mengaku Sri Lanka Bangkrut, Peringatkan Krisis Akan Terus Berlanjut hingga 2023

Sri Lanka saat ini sedang berjuang melawan krisis ekonomi terburuknya dalam beberapa dekade terakhir.

Negara berbenduduk 22 juta jiwa tersebut tidak mampu membayar impor penting selama berbulan-bulan karena cadangan devisanya habis yang disebabkan salah urus ekonomi dan akibat pandemi Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata.

Kekurangan bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang ekstrem telah menyebabkan banyak layanan tutup, memicu aksi protes berskala besar yang telah berlangsung sejak Maret.

Sri Lanka juga terpaksa menutup sekolah dan berhenti menyediakan bahan bakar, kecuali untuk layanan penting.

Baca juga: Krisis Sri Lanka Diyakini Bisa Membaik dalam 18 Bulan, Ini Rencana Pemerintahnya

“Rencana kami adalah mengendalikan inflasi. Pada akhir tahun ini, inflasi akan meningkat hingga 60 persen,” kata Wickremesinghe kepada anggota parlemen.

“Pada 2023, kita harus mencetak uang dengan sejumlah pembatasan. Tetapi pada akhir 2024, kami berniat untuk berhenti mencetak uang sepenuhnya,” sambung Wickremesinghe.

Wickremesinghe mengumumkan langkah-langkah tersebut setelah pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu.

Wickremesinghe, yang baru menjabat perdana menter pada Mei, menuturkan bahwa rencana itu bertujuan untuk mengurangi tingkat inflasi antara 4 dan 6 persen pada 2025.

Baca juga: Kondisi Sri Lanka Terkini, Perantau Diminta Kirim Uang untuk Beli BBM

Rencana menghentikan pencetakan uang sesuai dengan harapan IMF.

“IMF tidak akan suka mencetak uang. Jika mereka harus mematuhi IMF, pencetakan uang kertas baru harus dihindari,” kata Murtaza Jafferjee, ekonom sekaligus ketua lembaga think tank Advocata Institute yang berbasis di Kolombo, mengatakan kepada Arab News.

“Mencetak uang berarti bank sentral mendanai pemerintah. Di bawah perjanjian IMF kita harus memberlakukan undang-undang moneter baru yang akan membatasi pendanaan pemerintah sehingga secara otomatis akan berhenti,” sambung Jafferjee.

Baca juga: Kenapa Sri Lanka Krisis BBM dan Bangkrut? Begini Ceritanya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Arab News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Toko Roti di Gaza Dibuka Kembali... 

Saat Toko Roti di Gaza Dibuka Kembali... 

Global
[POPULER GLOBAL] Sejarah Kelam Serangan Israel di Iran | Aksi Pria Perancis Lawan Penikam di Sydney

[POPULER GLOBAL] Sejarah Kelam Serangan Israel di Iran | Aksi Pria Perancis Lawan Penikam di Sydney

Global
Menlu China Wang Yi Akan ke Indonesia Pekan Ini

Menlu China Wang Yi Akan ke Indonesia Pekan Ini

Global
Ukraina Kehabisan Rudal untuk Lindungi Pembangkit Listrik Utama

Ukraina Kehabisan Rudal untuk Lindungi Pembangkit Listrik Utama

Global
Bom-bom Israel Seberat 453 Kg Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza

Bom-bom Israel Seberat 453 Kg Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza

Global
Israel Lancarkan Serangan Diplomatik ke Iran, Minta 32 Negara Jatuhkan Sanksi

Israel Lancarkan Serangan Diplomatik ke Iran, Minta 32 Negara Jatuhkan Sanksi

Global
Terumbu Karang Dunia Alami Pemutihan Massal, Ada Apa?

Terumbu Karang Dunia Alami Pemutihan Massal, Ada Apa?

Global
Lawrence Wong Akan Jadi PM Baru Singapura pada 15 Mei 2024

Lawrence Wong Akan Jadi PM Baru Singapura pada 15 Mei 2024

Global
NASA Ungkap Asal-usul Benda Luar Angkasa yang Tembus Atap Rumah Warga AS

NASA Ungkap Asal-usul Benda Luar Angkasa yang Tembus Atap Rumah Warga AS

Global
Restoran Italia Tawarkan Sebotol Anggur Gratis pada Pelanggan yang Tak Main Ponsel

Restoran Italia Tawarkan Sebotol Anggur Gratis pada Pelanggan yang Tak Main Ponsel

Global
Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Rangkuman Hari Ke-782 Serangan Rusia ke Ukraina: PLTN Hampir Terjadi Insiden | Biden Ajukan Permohonan Bantuan

Rangkuman Hari Ke-782 Serangan Rusia ke Ukraina: PLTN Hampir Terjadi Insiden | Biden Ajukan Permohonan Bantuan

Global
Surat Kabar Lebanon Perkenalkan Presiden AI demi Pecah Kebuntuan Politik

Surat Kabar Lebanon Perkenalkan Presiden AI demi Pecah Kebuntuan Politik

Global
Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Global
Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com