Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerugian Terbaru Ukraina yang Dilaporkan Menteri Pertahaan Rusia ke Putin

Kompas.com - 04/07/2022, 22:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Hanya dalam dua pekan Ukraina telah kehilangan hampir 5.500 tentara, termasuk lebih dari 2.000 tewas.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan hal itu pada Senin (4/7/2022), saat menyampaikan pembaruan informasi tentang konflik dengan Ukraina kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Shoigu menyampaikan laporan keduanya kali ini kepada pemimpin Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Kremlin Beberkan Alasan Putin Tak Beri Selamat Hari Kemerdekaan AS ke Biden

Pada hari sebelumnya, Minggu (3/7/2022), dia mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia dan sekutu telah mengambil kendali penuh atas wilayah yang diklaim oleh Pemerintah Republik Rakyat Luhansk sebagai miliknya, setelah merebut kota Lisichansk.

Laporan yang disampaikan secara langsung tersebut memberikan rincian tambahan tentang hasil operasi.

Menurut Shoigu, pasukan Ukraina menderita 5.469 korban selama dua minggu terakhir, termasuk 2.218 korban jiwa.

Dia menyebut, pertempuran itu juga merugikan Kyiv dalam bentuk perangkat keras.

Ini termasuk 12 pesawat tempur, enam sistem rudal pertahanan udara jarak jauh, 97 peluncur artileri roket, hampir 200 tank, dan alat tempur lainnya.

"Pasukan Ukraina meninggalkan beberapa senjata di Lisichansk, termasuk hampir 40 kendaraan," kata Shoigu, sebagaimana dikutip dari Media Rusia, Russia Today (RT).

Sebelumnya, Ukraina dilaporkan menderita kerugian besar di bagian timur, dengan rata-rata 200 korban per hari.

Baca juga: Cerita Pembuat Meja Panjang Putin: Harganya Rp 1,5 Miliar, Dikirim ke Kremlin Tahun 1995

Kyiv mengeklaim pasukannya kalah senjata oleh Rusia dan sekutunya dalam artileri.

Ukraina kemudian mendesak negara-negara Barat untuk mempercepat pengiriman bantuan militer yang dijanjikan ke mereka.

Rusia diketahui telah mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022. 

Mereka menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus Rusia.

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.

Baca juga: 4 Syarat yang Diminta Rusia dari Ukraina jika Ingin Invasi Dihentikan Segera

 

Di sisi lain, Ukraina menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com