Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Kesulitan Bayar Minyak, Stok BBM Hanya Bertahan Sehari

Kompas.com - 04/07/2022, 08:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP,Reuters

KOLOMBO, KOMPAS.com – Sri Lanka kesulitan mengumpulkan uang senilai 587 juta dollar AS (Rp 8,7 triliun) untuk membayar sekitar enam pengiriman bahan bakar minyak (BBM).

Laporan terbaru tersebut disampaikan Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera pada Minggu (3/7/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Sri Lanka tengah menghadapi krisis akut di mana mereka tidak mampu membayar impor bahan makanan, pupuk, obat-obatan, dan bahan bakar karena kehabisan devisa.

Baca juga: UPDATE Sri Lanka Bangkrut: Cadangan BBM Tersisa Kurang dari Sehari!

Wijesekera menuturkan, pengiriman bahan bakar baru sedang disiapkan.

Tetapi, negara tersebut sedang berjuang untuk mengumpulkan dana yang cukup untuk membayar karena bank sentral hanya dapat memasok sekitar 125 juta dollar AS (Rp 1,9 triliun).

Sri Lanka hanya memiliki cadangan 12.774 ton solar dan 4.061 ton bensin yang tersisa, kata Wijesekera kepada wartawan di Kolombo.

Diberitakan sebelumnya, Wijesekera bahkan mengatakan bahwa negaranya tinggal memiliki sisa bensin kurang dari satu hari, sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, India Berpeluang Geser Pengaruh China

4.061 ton bensin di Sri Lanka merupakan kurang dari konsumsi dalam sehari di negara tersebut.

“Pekan ini kami membutuhkan 316 juta dollar AS (Rp 4,7 triliun) untuk membayar pengiriman baru. Jika kami menambahkan dua pengiriman minyak mentah, jumlah ini meningkat menjadi 587 juta dollar AS (Rp 8,7 triliun),” kata Wijesekera.

 

Pengiriman pertama 40.000 ton diesel dari Coral Energy diperkirakan akan tiba sekitar 9 Juli dan pembayaran sebagian sebesar 49 juta dollar AS harus dilakukan untuk pengiriman kedua dari Vitol pada Kamis (7/7/2022).

Dihadapkan dengan stok solar dan bensin yang sangat terbatas, Sri Lanka pekan lalu menutup sekolah, meminta pegawai negeri untuk bekerja dari rumah, dan membatasi pasokan bahan bakar pemerintah untuk layanan penting.

Baca juga: Cerita Penderitaan Warga Sri Lanka Harus Tidur di Mobil 2 Hari untuk Antre Bensin

Wijesekera mengatakan, negara harus berusaha untuk mengumpulkan dana dari pasar terbuka dan mencari opsi pembayaran yang lebih fleksibel dari pemasok.

 

Dia menambahkan, rencana untuk menyelesaikan utang 800 juta dollar AS (Rp 11,9 triliun) kepada tujuh pemasok untuk pembelian yang dilakukan tahun ini sedang dibahas.

Pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) akan terus mengadakan pembicaraan dengan Sri Lanka untuk kemungkinan paket bailout senilai 3 miliar dollar AS.

Namun, pelepasan dana dari IMF seceparnya tidak memungkinkan karena negara tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan utangnya ke jalur yang berkelanjutan.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, IMF Minta 2 Hal Ini untuk Keluar dari Krisis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com