Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Legalkan Tanam Ganja, Penderita Kanker Payudara Dapat Angin Segar

Kompas.com - 20/06/2022, 10:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BANGKOK, KOMPAS.com – Legalisasi penanaman ganja di Thailand membawa kelonggaran bagi penderita kanker payudara.

Pekan lalu, Thailand menjadi negara Asia pertama yang melegalkan penanaman dan konsumsi ganja untuk produk makanan.

Menurut pihak berwenang, langkah tersebut akan meningkatkan sektor pertanian dengan memberi petani tanaman komersial baru yang berharga.

Baca juga: Ganja Legal di Thailand, Dijual Eceran Rp 295.000 per Gram Pakai Truk

Bagi Jiratti Kuttanam, pelonggaran aturan ganja di negeri tersebut juga membuatnya terbantu sebagai pasien kanker payudara, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (30/6/2022).

Dia mengatakan, legalisasi penanaman ganja tersebut membuat harganya menjadi lebih murah.

Sehingga, biaya yang dia keluarkan untuk mengatasi rasa sakit yang muncul dari perawatan kanker payudaranya menjadi lebih sedikit.

Ganja medis sebenarnya sudah legal di Thailand sejak 2018.

Baca juga: Permintaan Bibit Ganja oleh Warga di Thailand Melebihi Pasokan

Namun, sebelum penanaman ganja dilegalkan, Jiratti harus bergantung pada impor ganja yang mahal. Beberapa pasien bahkan terpaksa membeli ganja dari pengedar ilegal.

Ganja impor biasanya berharga 700 baht (Rp 294.000) per gram. Kini, menurut Jiratti, harganya turun menjadi setengahnya setelah penanaman ganja dilegalkan.

“Saya telah mengonsumsi ganja secara teratur sehingga saya tidak merasa sakit,” kata dia sambil merobek dan merebus daun ganja untuk membuat diseduh.

Jiratti didiagnosis menderita kanker payudara stadium lanjut lima tahun lalu.

Baca juga: Hari Ini, Thailand Resmi Legalkan Penanaman Ganja, Pendaftar Membeludak

Dua tahun setelah mendapat vonis itu, Jiratti mulai menggunakan minyak ganja dan produk lainnya untuk mengurangi rasa sakit, muntah, kelelahan, dan kecemasan yang dia derita setelah kemoterapi.

Jiratti menuturkan, tanaman ganja lokal yang legal berarti pasokan produk tersebut lebih andal. Menurut dia, itu adalah hal yang baik selama pasien tahu cara menggunakannya.

"Saya pikir Anda perlu edukasi. Anda perlu mempelajari cara menggunakannya. Cara yang benar. Itu bisa berbahaya. Bisa berbahaya juga, lho,” ujar Jiratti.

Pelonggaran pembatasan di Thailand bukan berarti konsumsi ganja menjadi benar-benar bebas di sana.

Merokok ganja tetap ilegal di Thailand dan ganja dilarang dijual untuk orang-orang di bawah 20 tahun, wanita hamil, dan ibu menyusui.

Baca juga: Thailand Akan Bagikan 1 Juta Tanaman Ganja Gratis ke Warga untuk Ditanam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com