Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Perdalam Kemitraan dengan Taiwan, Fokus pada Teknologi Tinggi

Kompas.com - 22/05/2022, 20:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) ingin memperdalam kemitraan ekonominya dengan Taiwan.

Hal itu disampaikan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Minggu (22/5/2022) dalam perjalanan ke Jepang bersama Presiden AS Joe Biden.

Sullivan menuturkan, salah satu sektor kemitraan yang ingin Washington perdalami dan fokuskan dengan Taipei adalah soal teknologi tinggi.

Baca juga: TKI di Taiwan 6 Tahun Gaji Minimum Tak Pernah Naik, Jam Kerja Tidak Jelas, dan Tanpa Libur

“Kami tidak ingin melihat perubahan sepihak pada status quo dan kami tentu tidak ingin melihat agresi militer,” kata Sullivan, sebagaimana dilansir Reuters.

“Dan kami ingin pesan itu datang tidak hanya dari kami, tetapi dari berbagai sekutu dan mitra, baik di kawasan itu. dan seterusnya,” imbuh Sullivan kepada wartawan di atas Air Force One.

“Kami ingin memperdalam kemitraan ekonomi dengan Taiwan termasuk dalam teknologi tinggi, termasuk semikonduktor, dan rantai pasokan,” sambung Sullivan.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Pemerintah China menuduh AS melakukan manipulasi politik dan berusaha mengubah status quo atas Taiwan.

Baca juga: Terungkap Motif Pelaku Penembakan Massal di Gereja AS: Punya “Kebencian Terhadap Taiwan”

Tudingan itu dilontarkan China setelah Kementerian Luar Negeri AS diam-diam mengubah situs webnya dengan menghapus baris yang menyatakan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Beijing melihat Taiwan sebagai bagian dari China dan telah berjanji untuk mengambilnya kembali, dengan kekuatan jika perlu.

Pada Selasa (10/5/2022), seorang juru bicara di American Institute di Taiwan, kedutaan de facto AS di Taipei, mengatakan bahwa komitmen Washington untuk Taipei adalah kokoh.

Menurutnya, AS berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di dalam wilayah.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut, suntingan di situs web Kementerian Luar Negeri AS merupakan tindakan manipulasi politik.

Baca juga: China Tuduh AS Lakukan Manipulasi Politik dan Berusaha Ubah Status Quo Taiwan

“Dan upaya untuk mengubah status quo di Selat Taiwan, yang akan menjadi bumerang dan AS sendiri akan terbakar,” kata Zhao.

Di sisi lain, perjalanan tersebut merupakan kunjungan pertama Biden ke Jepang sejak dia menjabat sebagai Presiden AS.

Dalam kunjungannya, Biden juga akan berpartisipasi dalam pertemuan puncak kelompok negara yang tergabung dalam Quad.

Quad terdiri atas empat negara yakni AS, Jepang, India, dan Australia.

Isu keamanan regional akan menjadi agenda utama dalam pertemuan tersebut.

Baca juga: CIA: China Pelajari Invasi Rusia ke Ukraina untuk Diterapkan di Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com