Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Siap “Sambut” Kunjungan Biden ke Asia dengan Uji Coba Nuklir dan Rudal

Kompas.com - 19/05/2022, 07:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

 

 

WASHINGTON/SEOUL, KOMPAS.com - Intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan kemungkinan Korea Utara melakukan uji coba nuklir atau uji coba rudal jarak jauh, atau keduanya, pekan ini.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, mengatakan operasi itu bisa dilakukan sebelum, selama atau setelah perjalanan Presiden Joe Biden ke Korea Selatan dan Jepang.

Baca juga: Para Ahli Sebut Korea Utara Berada di Ambang Bencana Covid-19

"Intelijen kami memang mengungkap kemungkinan yang jelas akan ada uji coba rudal lebih lanjut, termasuk uji coba rudal jarak jauh, atau uji coba nuklir, atau terus terang keduanya, pada hari-hari menjelang, pada, atau setelah perjalanan presiden ke wilayah tersebut," kata Sullivan.

"Kami sedang mempersiapkan segala kemungkinan," tambahnya dalam pengarahan di Gedung Putih pada Rabu (18/5/2022) sebagaimana dilansir Reuters.

Dalam kunjungan yang yang dimulai pada Jumat (20/5/2022), Presiden ke-46 AS dilaporkan tidak akan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ).

Konfirmasi itu diberikan setelah pekan lalu dia mengatakan sedang mempertimbangkan perjalanan ke garis batas yang memisahkan Korea Utara dan Selatan itu, selama kunjungannya ke Korea Selatan.

Sullivan mengatakan AS berkoordinasi erat dengan Korea Selatan dan Jepang. Dia juga telah membahas soal Korea Utara dengan rekannya dari China Yang Jiechi dalam panggilan telepon pada Rabu (18/5/2022).

Baca juga: WHO: Wabah Covid-19 di Korea Utara Ciptakan Risiko Kemunculan Varian Baru

Kunjungan pertama Biden ke Asia

Perjalanan Biden pada 20-24 Mei akan menjadi kunjungan pertama ke Asia sebagai presiden.

Agenda kunjungan Biden ke Asia akan mencakup pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. Pemimpin baru “Negeri Ginseng” yang mulai menjabat pada 10 Mei ini telah bersumpah akan bertindak lebih keras terhadap "provokasi" Korea Utara.

Sullivan mengatakan AS siap membuat penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang pada postur militernya sesuai keperluan.

Tujuannya "untuk memastikan bahwa kami memberikan pertahanan dan pencegahan kepada sekutu kami di kawasan itu, dan bahwa kami menanggapi setiap provokasi Korea Utara"

Sebelumnya, para pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan Korea Utara tampaknya bersiap untuk menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) menjelang perjalanan Biden ke Korea Selatan, bahkan ketika negara itu memerangi wabah besar Covid-19.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Kim Tae-hyo mengatakan tes semacam itu tampaknya sudah bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Seorang pejabat AS mengatakan itu bisa terjadi secepat-cepatnya Kamis (19/5/2022) atau Jumat (20/5/2022).

Kim Tae-hyo mengatakan "Rencana B" telah disiapkan jika terjadi "provokasi" kecil atau besar Korea Utara, yang dapat melibatkan perubahan jadwal KTT.

Baca juga: AS Peringatkan Agar Bisnis Tak Pekerjakan Pekerja IT dari Korea Utara

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com