Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Sheikh Mohamed bin Zayed, Presiden UEA, Ahli Strategi yang Karismatik

Kompas.com - 16/05/2022, 15:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

ABU DHABI, KOMPAS.com - Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) secara resmi terpilih sebagai Presiden Uni Emirat Arab (UEA) yang baru pada Sabtu (14/5/2022).

Sejak menjabat menjadi Putra Mahkota, dia telah memimpin penataan kembali Timur Tengah, menciptakan poros anti-Iran baru dengan Israel, dan memerangi gelombang pasang politik Islam yang marak di wilayah.

Bekerja di belakang layar selama bertahun-tahun sebagai pemimpin de facto, Sheikh Mohammed (61) sudah mengubah militer UEA menjadi kekuatan berteknologi tinggi, yang ditambah dengan kekayaan minyak dan status pusat bisnisnya.

Dia pun memperluas pengaruh UEA secara internasional.

Baca juga: Pangeran Mohamed bin Zayed (MBZ) Jadi Presiden Baru UEA, Gantikan Syekh Khalifa yang Meninggal

Pemimpin Teluk yang paling cerdas

Mohamed mulai memegang kekuasaan dalam periode ketika saudara tirinya Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed, yang meninggal pada Jumat (13/5/2022), menderita serangan penyakit, termasuk stroke pada 2014.

MBZ, demikian ia dikenal, didorong oleh "garis pemikiran fatalistik tertentu", bahwa penguasa Teluk Arab tidak bisa lagi mengandalkan pendukung utama mereka Amerika Serikat (AS), menurut mantan utusan AS untuk UEA Barbara Leaf.

Pemikiran itu muncul terutama setelah Washington mengabaikan Hosni Mubarak di Mesir, selama Arab Spring 2011.

Saat itu, Sheikh Mohamed mengeluarkan peringatan "tenang dan dingin" dari basis kekuasaannya di ibu kota Abu Dhabi kepada Presiden AS saat itu, Barack Obama.

Menurut memoar Obama, MBZ meminta Washington untuk tidak mendukung pemberontakan yang dapat menyebar dan membahayakan pemerintahan dinasti Teluk, yang menggambarkan MBZ sebagai “Pemimpin Teluk yang paling cerdas".

Baca juga: Presiden UEA Meninggal Dunia, Pangeran Berpengaruh Akan Jadi Pengganti

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang bertugas di pemerintahan Biden, yang memiliki hubungan penuh dengan UEA dalam beberapa bulan terakhir, menggambarkannya sebagai ahli strategi yang membawa perspektif sejarah ke dalam diskusi.

“Dia akan berbicara tidak hanya tentang masa sekarang, tetapi kembali ke tahun, dekade, dalam beberapa kasus, berbicara tentang tren dari waktu ke waktu,” kata pejabat itu, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

 

Politik teluk MBZ

MBZ mendukung penggulingan militer pada 2013 terhadap presiden terpilih Ikhwanul Muslimin Mesir Mohamed Morsi, dan memperjuangkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) saat ia naik ke tampuk kekuasaan dalam kudeta istana 2017.

Penguasa Abu Dhabi ini juga memuji (MBS) sebagai orang yang bisa dihadapi Washington dan satu-satunya yang mampu membuka kerajaan Arab Saudi.

Didorong oleh hubungan hangat dengan Presiden AS Donald Trump saat itu, dua tokoh Teluk ini melobi agar Washington melancarkan kampanye tekanan maksimum di Iran.

Keduanya juga mendorong AS memboikot negara tetangga Qatar karena mendukung Ikhwanul Muslimin, dan meluncurkan perang yang mahal untuk mencoba mematahkan cengkeraman Yaman yang bersekutu dengan Houthi.

Baca juga: Singapura Tarik Telur Cokelat Kinder dari Pasaran, UEA Nyatakan Aman

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

Global
Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Global
Rangkuman Hari Ke-785 Serangan Rusia ke Ukraina: Penembakan Rusia di Donetsk Timur | DPR AS Jadwalkan Voting Bantuan Ukraina

Rangkuman Hari Ke-785 Serangan Rusia ke Ukraina: Penembakan Rusia di Donetsk Timur | DPR AS Jadwalkan Voting Bantuan Ukraina

Global
Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

Global
Israel Serang Iran, Ledakan Terdengar di Kota Isfahan, Ada Apa di Sana?

Israel Serang Iran, Ledakan Terdengar di Kota Isfahan, Ada Apa di Sana?

Global
Australia Minta Warganya Tinggalkan Israel dan Palestina

Australia Minta Warganya Tinggalkan Israel dan Palestina

Global
Kota Isfahan Iran Dilaporkan Tenang dan Aman Pascaledakan Diduga Serangan Israel

Kota Isfahan Iran Dilaporkan Tenang dan Aman Pascaledakan Diduga Serangan Israel

Global
Jawaban Militer Israel Saat Ditanya soal Serangan dan Ledakan di Iran 

Jawaban Militer Israel Saat Ditanya soal Serangan dan Ledakan di Iran 

Global
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Iran Klaim Tembak Jatuh Drone, Sebut Tak Ada Serangan Rudal

Iran Klaim Tembak Jatuh Drone, Sebut Tak Ada Serangan Rudal

Global
3 Ledakan Terdengar Dekat Pangkalan Udara Iran, Kemungkinan Serangan Balasan Israel

3 Ledakan Terdengar Dekat Pangkalan Udara Iran, Kemungkinan Serangan Balasan Israel

Global
Alasan AS Veto Resolusi soal Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Alasan AS Veto Resolusi soal Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Global
Israel Balas Serangan, Iran Aktifkan Sistem Pertahanan Udara, Ledakan Terdengar di Isfahan

Israel Balas Serangan, Iran Aktifkan Sistem Pertahanan Udara, Ledakan Terdengar di Isfahan

Global
Pria Polandia Ditangkap atas Dugaan Rencana Pembunuhan Zelensky

Pria Polandia Ditangkap atas Dugaan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Hal yang Dikhawatirkan Terjadi, Israel Serang Balik Wilayah Iran 

Hal yang Dikhawatirkan Terjadi, Israel Serang Balik Wilayah Iran 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com