Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penembakan Bermotif Rasialis yang Tewaskan 10 Orang Rupanya Pernah Buat Acaman di Sekolahnya

Kompas.com - 16/05/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BUFFALO, KOMPAS.com – Seorang remaja yang membunuh 10 orang dalam penembakan bermotif rasialis di Buffalo, New York, AS, rupanya pernah ditahan tahun lalu.

Remaja bernama Payton Gendron (18) tersebut pernah ditahan dan diberikan evaluasi kesehatan mental setelah membuat ancaman di sekolah menengahnya pada 2021.

Dilansir Reuters, Minggu (15/5/2022), Gendron menyerang sebuah supermarket di Buffalo pada Sabtu (14/5/2022) yang oleh pihak berwenang digambarkan sebagai tindakan ekstremisme kekerasan yang bermotivasi rasial.

Baca juga: Penembakan Massal di Buffalo AS, 10 Orang Tewas, Diduga Bermotif Rasial

“Bukti yang kami temukan sejauh ini tidak membuat kesalahan bahwa ini adalah kejahatan kebencian rasialis mutlak yang akan dituntut sebagai kejahatan rasial,” kata Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gramaglia kepada wartawan, Minggu.

Gendron menyerah kepada polisi setelah melakukan penembakan terhadap 13 orang, di mana 11 orang di antaranya berkulit hitam.

Dia didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama, yang membawa hukuman maksimum seumur hidup di penjara tanpa pembebasan bersyarat di New York.

Pihak berwenang mengatakan pada Minggu bahwa Gendron pergi ke Buffalo dari rumahnya dan berniat melancarkan serangan. Sehari sebelum serangan, dia melakukan "pengintaian" di daerah tersebut.

Baca juga: Wartawan Al Jazeera Korban Penembakan Akan Dimakamkan Dekat Yerusalem

Pada Sabtu sore, dia berkendara ke Tops Friendly Market, di mana dia memulai serangan yang dia siarkan secara real time di platform media sosial Twitch, layanan video milik Amazon.com.

Mengenakan perlengkapan taktis, Gendron melepaskan tembakan dengan senapan semi-otomatis yang dia beli secara legal, tetapi kemudian dimodifikasi secara ilegal.

Pihak berwenang menemukan dua senjata api lain di mobilnya.

Gramaglia mengatakan kepada wartawan bahwa Gendron telah muncul di radar penegak hukum setempat Juni 2021, ketika polisi menahannya setelah dia membuat ancaman di sekolah menengahnya.

Baca juga: Penembakan di Taman Kanak-kanak Rusia: Guru dan Dua Anak Tewas

Gendron diberikan evaluasi kesehatan mental pada saat itu, tetapi dibebaskan setelah satu setengah hari.

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan kepada ABC News pada Minggu bahwa penyelidikan akan fokus pada apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan remaja itu, yang tampaknya telah mempromosikan banyak pandangan rasialis dan kekerasan secara online.

“Saya ingin tahu apa yang diketahui orang-orang dan kapan mereka mengetahuinya,” kata Hochul.

Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden akan mengunjungi Buffalo pada Selasa (18/5/2022).

Baca juga: Penembakan di Luar Masjid Kanada, 5 Orang Terluka

“Kita harus bekerja sama untuk mengatasi kebencian yang tetap menodai jiwa bangsa ini,” kata Biden dalam sebuah unggahan di Twitter.

Sebuah manifesto 180 halaman yang beredar online, diyakini telah ditulis oleh Gendron, menguraikan The Great Replacement Theory, sebuah teori konspirasi rasialis bahwa orang kulit putih digantikan oleh minoritas di AS dan negara-negara lain.

Seorang juru bicara kantor kejaksaan distrik Erie County menolak mengomentari dokumen tersebut.

Baca juga: Penembakan Kereta di New York, Tersangka Telepon Polisi dan Serahkan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Taiwan Akan Singkirkan 760 Patung Pemimpin China Chiang Kai-shek

Taiwan Akan Singkirkan 760 Patung Pemimpin China Chiang Kai-shek

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com