Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Rusia: Ukraina Rencanakan Serangan Balasan pada Akhir Juni

Kompas.com - 07/05/2022, 08:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Media Rusia Russia Today (RT) menerbitkan artikel berjudul "Ukraine hints at timing of 'counteroffensive’ di situs web mereka pada Kamis (5/5/2022).

Di dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa pasukan Ukraina mungkin dapat melancarkan serangan besar-besaran terhadap militer Rusia pada akhir Juni.

Keterangan itu merujuk pada pernyataan dari Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich, pada Kamis.

Baca juga: Rusia Mengaku Telah Beri Bukti Kejahatan oleh Pasukan Ukraina ke PBB

“Sebuah serangan balasan dimungkinkan dengan akumulasi sejumlah besar senjata Barat, yang akan cukup untuk beberapa brigade, dipersenjatai kembali sepenuhnya, dilatih dan dikoordinasikan, setelah itu kami dapat menyerang,” kata Arestovich kepada saluran TV Ukraina 24.

“Dari segi waktu, kemungkinan besar akhir Juni –awal Juli. Senjata pertama yang dapat menghentikan musuh akan tiba pada akhir Mei–awal Juni, dan untuk menyerang tidak lebih awal dari paruh kedua Juni," tambah Arestovich, dikutip oleh RT.

Arestovich disebut telah berulang kali menjanjikan serangan balasan terhadap militer Rusia yang meluncurkan operasi besar-besaran terhadap Ukraina mulai 24 Februari.

Pada akhir April, pejabat tersebut mengatakan serangan balasan mungkin terjadi pada awal Juni, yang mengaitkan operasi tersebut dengan pengiriman persenjataan buatan Barat.

Namun, pada 1 Mei, Arestovich mengirimkan ramalan yang lebih optimis, mengeklaim bahwa pasukan Rusia di Ukraina timur mungkin akan "dihancurkan" oleh Hari Kemenangan yang dirayakan pada 9 Mei.

Baca juga: Rusia Tegaskan Tak Berniat Pakai Senjata Nuklir di Ukraina

"Prospek tentara Rusia tidak menguntungkan di Ukraina. Kekalahan itu bisa terjadi tepat pada 9 Mei,” klaimnya, ditulis oleh RT.

Rusia sendiri telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak "memompa" Ukraina dengan senjata.

Rusia juga mengatakan bahwa pasokan senjata tidak akan mengubah hasil konflik, melainkan hanya memperpanjangnya dan menimbulkan lebih banyak kerusakan dan penderitaan pada rakyat Ukraina.

“Militer kami sangat menyadari bahwa AS, Inggris, dan NATO secara keseluruhan terus mengirimkan intelijen dan parameter lainnya ke angkatan bersenjata Ukraina. Dikombinasikan dengan aliran senjata yang dikirim oleh negara-negara ini dan aliansi ke Ukraina, tindakan ini tidak berkontribusi pada penyelesaian operasi yang cepat,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis, diberitakan RT.

Tetapi pada saat yang sama, kata Peskov, mereka tidak dapat mengganggu pencapaian tujuan yang digariskan Rusia untuk operasi militer khusus di Ukraina.

RT menulis, Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kyiv untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan akhirnya terhadap pengakuan Moskwa atas republik Donbass di Donetsk dan Luhansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Baca juga: Pergerakan Rusia untuk Mengusai Donbass Disebut Berjalan Lambat

Kremlin sejak itu juga menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Di sisi lain, Ukraina telah menegaskan bahwa serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com