Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Sengit Pilpres Perancis: Le Pen Kekeh Larang Hijab, Macron Bawa Isu Rusia

Kompas.com - 21/04/2022, 11:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron dan saingan sayap kanannya dalam Pilpres Marine Le Pen berdebat sengit mengenai Rusia dan jilbab pada Rabu (20/4/2022).

Keduanya tampak berusaha mempengaruhi pemilih yang ragu-ragu dalam debat sengit empat hari menjelang pemilihan presiden.

Dilansir AFP, Perancis akan menggelar Pilpres pada Minggu (24/4/2022) antara Macron yang berhaluan tengah dan Le Pen yang anti-imigrasi.

Baca juga: Apa Alasan Capres Perancis Marine Le Pen Ingin Melarang Hijab?

Dalam debat langsung yang disiarkan televisi selama tiga jam, Macron berulang kali berusaha menjatuhkan Le Pen dan berusaha tetap fokus pada kinerja pemerintah.

Macron juga tampak marah, sembari memusatkan perhatian pada pinjaman yang diambil partai Le Pen dari bank Ceko-Rusia menjelang kampanye pemilihannya tahun 2017.

"Anda bergantung pada pemerintah Rusia dan Putin," kata Macron. "Ketika Anda berbicara dengan Rusia, Anda berbicara dengan bankir Anda."

Macron juga merujuk pada pengakuan masa lalu Le Pen atas pencaplokan Rusia pada semenanjung Crimea pada tahun 2014.

Baca juga: Jelang Debat Krusial Pilpres Perancis dan Ketegangan di Baliknya

Le Pen berlasan bahwa partainya hanya mengambil pinjaman itu karena tidak dapat menemukan pembiayaan di Perancis di mana bank menolak meminjamkan kepadanya.

Debat menjadi sengit ketika Le Pen menegaskan bahwa dia berpegang teguh pada kebijakan kontroversialnya melarang pemakaian jilbab oleh wanita di depan umum, menggambarkannya sebagai "seragam yang dikenakan kaum Islamis".

"Anda akan menyebabkan perang saudara jika Anda melakukan itu. Saya mengatakan ini dengan tulus," ungkap Macron.

Tak berhenti sampai di situ, Le Pen juga bersumpah untuk mengakhiri imigrasi "anarkis dan besar-besaran" ke Perancis.

Dia mengklaim bahwa imigrasi memperburuk kejahatan menjadi "tak tertahankan" bagi orang-orang di seluruh negeri.

Baca juga: Pilpres Perancis: Kenapa Jilbab Jadi Isu Utama dan Bagaimana Pandangan Macron-Le Pen

Kedua kandidat mengincar pemilih yang mendukung kandidat kiri Jean-Luc Melenchon di putaran pertama.

Macron difavoritkan untuk memenangkan putaran kedua, dengan sebagian besar jajak pendapat menunjukkan keunggulan lebih dari 10 persen.

Ini akan menjadikannya presiden Perancis pertama yang memenangkan masa jabatan kedua sejak Jacques Chirac pada 2002.

Tetapi para analis dan sekutu presiden telah memperingatkan bahwa hasilnya masih jauh dari kesimpulan.

Baca juga: Daging Halal dan Kosher Jadi Polemik di Pilpres Perancis 2022

Jajak pendapat menunjukkan lebih dari 10 persen orang Perancis yang berniat memberikan suara mereka belum memutuskan siapa yang akan mereka pilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com