Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuding Israel Gunakan Invasi Ukraina sebagai “Pengalihan Isu” dari Masalah Palestina

Kompas.com - 17/04/2022, 21:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Haaretz

MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Rusia mengkritik pernyataan "anti-Rusia" yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, yang membela suara Israel untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyesalkan pernyataan Lapid yang dibuat setelah pemungutan suara pekan lalu, dan menuding “Negeri Zionis ” mengambil keuntungan dari situasi di Ukraina.

Baca juga: Polisi Israel Kembali Masuki Kompleks Masjid Al-Aqsa, Tangkap Warga Palestina

“Ada upaya yang disamarkan dengan buruk untuk mengambil keuntungan dari situasi di Ukraina untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari salah satu konflik tertua yang belum terselesaikan – konflik Palestina-Israel,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dilansir dari Haaretz pada Sabtu (16/4/2022) mengutip kantor berita Rusia TASS.

"Pernyataan Menteri Luar Negeri Israel memicu penyesalan dan penolakan," tambah pernyataan itu menyorot komentar agresif Lapid.

Sebelumnya, Majelis Umum PBB memilih untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia atas invasi ke Ukraina, setelah baru-baru ini melihat gambaran yang sangat mengerikan pasca Rusia mundur dari daerah-daerah utama di sekitar Kyiv.

Israel memberikan suara mendukung proposal tersebut, langkah paling signifikan yang telah diambilnya secara terbuka terhadap Rusia sejak perang dimulai.

Israel sebelumnya telah memberikan dukungan untuk kecaman Majelis Umum PBB terhadap Rusia beberapa minggu lalu.

Baca juga: Indonesia Kecam Aksi Kekerasan Pasukan Israel terhadap Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan "invasi yang tidak dapat dibenarkan" Rusia ke Ukraina dan "pembunuhan warga sipil tak berdosa" adalah alasan Israel mendukung mosi tersebut.

Meski begitu, Lapid mengatakan pemungutan suara itu "tidak mengubah pandangan kami tentang Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang merupakan badan radikal, cacat moral, bias dan anti-Israel."

Resolusi untuk menangguhkan Rusia dari badan hak tinggi PBB diperkenalkan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan lainnya. Ada 93 suara setuju, 24 suara menolak dan 58 suara abstain.

Baca juga: Kenapa Masjid Al-Aqsa Diperebutkan Israel dan Palestina, Ini Sejarahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Haaretz
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com