Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vatikan Pertimbangkan Yerusalem Jadi Tempat Pertemuan Paus Fransiskus dan Patriark Rusia

Kompas.com - 12/04/2022, 08:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Vatikan mempertimbangkan untuk memperpanjang perjalanan Paus Fransiskus ke Libanon pada Juni, sehingga ia dapat terbang ke Yerusalem untuk bertemu di sana Patriark Ortodoks Rusia Kirill, yang telah mendukung perang Rusia di Ukraina.

Kabar dari dua sumber yang mengatakan kepada Reuters pada Senin (11/4/2022), jika benar-benar terwujud akan menjadi petemuan kedua antara pemimpin agama itu.

Baca juga: Paus Fransiskus Cium Bendera Ukraina Sembari Mengutuk Pembantaian di Bucha

Pertemuan pertama antara keduanya terjadi di Kuba pada 2016. Itu menjadi yang perjumpaan pertama Pemimpin Gereja Katolik Roma dan Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, sejak Skisma Besar yang memisahkan agama Kristen menjadi cabang-cabang Timur dan Barat pada 1054.

Kirill (75 tahun), telah memberikan restu penuh atas invasi Rusia ke Ukraina. Posisinya telah memecah Gereja Ortodoks di seluruh dunia, dan melepaskan pemberontakan internal yang menurut para teolog dan akademisi belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters, mengatakan rencananya adalah Paus Fransiskus (85 tahun), yang dijadwalkan berada di Lebanon pada 12-13 Juni, akan terbang ke Amman, Yordania pada pagi 14 Juni.

Dari sana, dia akan naik helikopter ke Yerusalem pada hari yang sama untuk bertemu dengan Kirill dan kemudian kembali ke Roma dari sana, kata sumber tersebut.

Satu sumber mengatakan perjalanan itu tampaknya hampir pasti, sementara yang lain mengatakan itu adalah satu kemungkinan.

Baca juga: Paus Fransiskus Berusaha Menjangkau Kepala Ortodoks Rusia untuk Bicarakan Soal Ukraina

Sekembalinya dari perjalanannya ke Malta minggu lalu, Paus Fransiskus mengatakan dia berharap bertemu Kirill di suatu tempat di Timur Tengah tahun ini, tetapi tidak mengatakan di mana.

Kirill meminta Rusia pada Minggu (10/4/2022) untuk mendukung pihak berwenang ketika Moskwa mengejar apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.

Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia itu sebelumnya telah membuat pernyataan membela tindakan Moskwa di Ukraina. Dia memandang perang sebagai benteng melawan budaya Barat liberal, yang dia anggap dekaden.

"Biarkan Tuhan membantu kita bersatu selama masa sulit ini untuk Tanah Air kita, termasuk di sekitar pihak berwenang," kantor berita Interfax mengutip pernyataan Kirill pada sebuah khotbah di Moskwa.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya, dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Mengkritik Putin atas Serangan ke Ukraina

Paus Fransiskus telah menolak terminologi itu, dan menyebut itu perang.

Sejak perang dimulai, Paus ke-266 itu hanya menyebut Rusia secara eksplisit dalam doa-doa, seperti saat acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret.

Namun ia telah memperjelas kritiknya terhadap tindakan Rusia, dengan menggunakan kata-kata invasi, agresi, dan kekejaman.

Pada Minggu (10/4/2022), Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata Paskah di Ukraina. Dalam referensi yang jelas ke Rusia, dia juga mempertanyakan makna dari menanam bendera kemenangan "di tumpukan puing".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com