Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Terselubung, China Kirim Rudal untuk Perkuat Militer Serbia

Kompas.com - 11/04/2022, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BEOGRAD, KOMPAS.com - Pakar media dan militer mengatakan hari Minggu (10/4/2022) bahwa enam pesawat Angkatan Udara China Y-20 mendarat di bandara sipil Beograd pada Sabtu (9/4/2022) pagi waktu setempat, yang diyakini membawa sistem rudal darat ke udara HQ-22 untuk militer Serbia.

Kementerian Pertahanan Serbia tidak segera menanggapi permintaan komentar Associated Press.

Pengiriman senjata atas wilayah setidaknya dua negara anggota NATO, Turki dan Bulgaria, dilihat oleh para ahli sebagai "unjuk gigi" jangkauan global China yang berkembang.

"Penampilan Y-20 membuat takjub, karena mereka terbang secara massal sebagai lawan dari serangkaian penerbangan pesawat tunggal,” tulis majalah online The Warzone. "Kehadiran Y-20 di Eropa dalam jumlah berapa pun masih merupakan perkembangan yang cukup baru.”

Analis militer Serbia Aleksandar Radic mengatakan, China melakukan demonstrasi kekuatan mereka.

Baca juga: Ribuan Warga Serbia Berdemo, Dukung Invasi Rusia ke Ukraina

Presiden Serbia benarkan adanya pengiriman sistem rudal

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengonfirmasi pengiriman sistem rudal jarak menengah yang disepakati pada 2019, dengan mengatakan pada Sabtu bahwa ia akan menghadirkan "kebanggaan terbaru" dari militer Serbia, Selasa (12/4/2022) atau Rabu (13/4/2022).

Sebelumnya, Vucic mengeluh bahwa negara-negara NATO, yang mewakili sebagian besar tetangga Serbia, menolak untuk mengizinkan penerbangan pengiriman sistem rudal di atas wilayah mereka di tengah ketegangan atas agresi Rusia di Ukraina.

Meskipun Serbia memilih mendukung resolusi PBB yang mengutuk serangan berdarah Rusia di Ukraina, Serbia telah menolak untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap sekutunya di Moskwa atau langsung mengkritik kekejaman nyata yang dilakukan oleh pasukan Rusia di sana.

Baca juga: China, Rusia, dan Serbia Disebut Terus Pasok Senjata ke Junta Myanmar

Kekhawatiran perang lainnya

Kembali pada 2020, pejabat Amerika Serikat memperingatkan Beograd terhadap pembelian sistem antipesawat HQ-22, yang versi ekspornya dikenal sebagai FK-3. Mereka mengatakan bahwa jika Serbia benar-benar ingin bergabung dengan Uni Eropa dan aliansi Barat lainnya, ia harus menyelaraskan peralatan militernya dengan standar Barat.

Sistem rudal China telah banyak dibandingkan dengan AS dan sistem rudal permukaan ke udara S-300 Rusia, meskipun memiliki jangkauan yang lebih pendek daripada S-300 yang lebih canggih. Serbia akan menjadi operator pertama rudal China di Eropa.

Serbia berperang dengan tetangganya pada 1990-an. Negara yang secara resmi mencari keanggotaan Uni Eropa itu telah meningkatkan kemampuan angkatan bersenjatanya dengan senjata Rusia dan China, termasuk pesawat tempur, tank tempur, dan peralatan lainnya.

Muncul kekhawatiran di Barat bahwa mempersenjatai Serbia oleh Rusia dan China dapat mendorong negara Balkan itu ke arah perang yang lain, terutama melawan bekas provinsi Kosovo yang memproklamasikan kemerdekaan pada 2008.

Serbia, Rusia, dan China tidak mengakui negara Kosovo, sementara Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat mengakuinya.

Baca juga: China Jual Kapal Selam ke Thailand, tapi Tidak Ada Mesinnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com