BERLIN, KOMPAS.com - Jerman telah menerima persetujuan dari Israel dan Amerika Serikat (AS) untuk membeli sistem pertahanan rudal Arrow-3, menurut laporan The Jerusalem Post.
Dorongan agar Berlin membeli sistem Iron Dome Israel untuk menangkal ancaman udara, telah disuarakan oleh legislator Jerman di masa lalu.
Baca juga: Biden dan AUKUS Umumkan Kembangkan Rudal Hipersonik
Namun baru pada Senin (4/4/2022) kepala Angkatan Udara Jerman, Letnan Jenderal Ingo Gerhartz, mengatakan kepada Post bahwa Arrow-3 adalah sistem yang paling relevan untuk ancaman yang dihadapi bangsa Eropa.
“Iron Dome digunakan untuk ancaman jarak pendek, dan kami memiliki industri yang cukup mumpuni di negara asal, dan kami akan memiliki sistem untuk itu,” kata Gerhartz.
Sementara itu, lebih lanjut menurutnya, Jerman memiliki sistem senjata Patriot untuk pencegat yang lebih tinggi, yang akan dimodernisasi.
“(Tapi) jika untuk (ancaman pada jarak) 15.000 km dan kemudian ‘exo-atmospheric’, kami tidak memiliki apa-apa, dan itulah sebabnya saya meneliti Arrow-3 dan kami benar-benar tertarik dengan sistemnya.”
Pembelian sistem Pertahanan Rudal Israel, yang telah didorong oleh Kanselir Olaf Scholz, "dimulai dengan persetujuan Israel dan Amerika Serikat - dan mereka memberi kami persetujuan," kata Gerhartz.
Baca juga: Ukraina Terkini: Sistem Pertahanan Gagalkan Serangan Rudal Rusia di Odessa
“Mereka memberi kami persetujuan bahwa kami dapat bekerja sama dalam hal itu. Tapi, kami masih harus membicarakan detailnya.”
Jika Jerman membeli sistem tersebut, itu akan menandai pertama kalinya Arrow-3, dijual ke negara lain.
Arrow-3 adalah salah satu sistem pertahanan udara paling canggih Israel, yang mampu mencegat rudal balistik di ketinggian lebih dari 100 km, dan memiliki jangkauan yang dilaporkan hingga 2.400 km.
Rusia telah menempatkan rudal Iskander di lokasi yang dapat menjangkau banyak kota di Eropa seperti Berlin.
Rudal yang telah digunakan di Ukraina itu, terbang terlalu tinggi untuk dihancurkan oleh sistem pertahanan udara konvensional.
“Kita semua harus mempersiapkan diri untuk kenyataan bahwa kita memiliki tetangga yang saat ini siap menggunakan kekuatan untuk menegaskan kepentingannya. Itu sebabnya kami harus bekerja sama untuk memastikan itu tidak terjadi,” kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan televisi Jerman pekan lalu.
Baca juga: Turunkan Ketegangan Nuklir dengan Rusia, AS Batalkan Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua
Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, Jerman meningkatkan anggaran pertahanannya menjadi 2 persen dari PDB, dan mengatakan akan menyiapkan dana khusus 100 miliar euro (Rp 1,5 kuadriliun) untuk dengan cepat meningkatkan angkatan bersenjatanya.
Menurut surat kabar Jerman Bild am Sonntag, pengadaan sistem masih dalam proses dan akan menelan biaya setidaknya 2 miliar euro (Rp 31 triliun).